Rabu 27 Sep 2023 11:28 WIB

Komunitas Happy to Share: Cara Anak Muda Berbagi Kebahagiaan di Jalanan Jakarta

Ide untuk membentuk Happy to Share bermula dari tongkrongan santai

Komunitas happy to share membagikan nasi bungkus kepada orang-orang yang kurang beruntung di jalanan Jakarta.
Foto: istimewa
Komunitas happy to share membagikan nasi bungkus kepada orang-orang yang kurang beruntung di jalanan Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Di kota Jakarta yang padat ini, ada sekelompok anak muda dengan jiwa sosial yang tinggi dan mereka membentuk sebuah komunitas yang mereka namai "Happy to Share". Komunitas ini memiliki tujuan mulia, yakni berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan, dengan cara yang sederhana, tapi bermakna.

Ide untuk membentuk Happy to Share bermula dari tongkrongan santai teman-teman, yakni mereka merasa bahwa hanya berkumpul untuk sekadar ngobrol dan bermain uno tidak memberikan dampak yang berarti. Oleh karena itu, mereka bersama-sama memutuskan untuk melakukan sesuatu yang positif dan membangun komunitas dengan fokus pada kegiatan berbagi kepada sesama.

Baca Juga

Kegiatan utama komunitas ini adalah membagikan nasi bungkus kepada orang-orang yang kurang beruntung di jalanan Jakarta. Biasanya, kegiatan ini mereka lakukan sebulan sekali di minggu kedua pada akhir pekan. Anggota Happy to Share dengan sukarela berkeliling mencari orang yang membutuhkan.

"Kami mengumpulkan donasi dari teman-teman kami untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan di jalanan Jakarta. Donasi yang terkumpul kita belikan nasi kotak, lalu kita bagikan," kata Wahyutama Prawirahidayat, salah satu anggota Happy to Share kepada media, Rabu (27/9).

Dengan semangat sukarela ini, mereka berhasil menciptakan momen berharga untuk membantu yang kurang beruntung.

Sementara itu, Rangga Pebrianto, anggota lainnya menambahkan, "Awalnya kami hanya nongkrong-nongkrong aja di akhir pekan, ngopi-ngopi gitu. Namun, seiring berjalannya waktu, kami menyadari bahwa nongkrong saja tidak menghasilkan apa-apa. Kami berunding dan memutuskan untuk melakukan kegiatan berbagi ini," jelasnya.

Nama "Happy to Share" sendiri dipilih karena komunitas ini ingin menyebarkan kebahagiaan kepada orang-orang yang mereka bantu.

Qudsiah N Azizah, salah satu anggota menceritakan kenapa nama tersebut dipilih. "Kita semua harus bahagia, meskipun kehidupan kita sulit. Kami berkumpul bersama untuk saling menguatkan dan memberi harapan tentang masa depan," ceritanya.

"Kami mulai berkeliling dari Senen, Jakarta Pusat sebagai titik startnya. Kemudian lanjut berkeliling mengikuti arah dari hati kami sebagai petunjuk arahnya," ujarnya.

Jika donasi yang terkumpul banyak, jelas Qudsiah, tak hanya nasi boks saja yang dibagikan. Melainkan membagikannya juga dalam bentuk uang tunai.

Qudsiah berharap, ia dan teman-temannya bisa memberi harapan bagi mereka yang kurang beruntung. Selain itu, ia juga mengajak kepada para generasi muda agar mau membantu sesama di lingkungan terdekatnya masing-masing.

"Sekarang dan di masa depan, kami berharap akan ada lebih banyak masyarakat yang bersatu saling membahu untuk membantu sesama di lingkungan terdekat mereka. Melalui Happy to Share, kami tidak hanya ingin melakukan kebaikan, namun juga ingin menginspirasi orang lain untuk berbuat baik," ujar Qudsiah.

Happy to Share juga memiliki akun media sosial untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan mereka, meskipun anggota komunitas ini mengaku canggung ketika melakukan publikasi saat membagikan makanan. Namun, mereka ingin agar lebih banyak orang terinspirasi oleh tindakan baik mereka.

Bagi generasi milenial yang ingin berdonasi atau bergabung dengan komunitas Happy to Share, dapat menghubungi akun Instagram @happyto.share.

Dengan keberanian dan semangat sukarela mereka, komunitas yang baru beranggotakan 7 orang ini, menjadi contoh nyata bagaimana kebaikan dapat menyebar dan membawa kebahagiaan kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Ketujuh anggota tersebut yakni Wahyutama Prawirahidayat, Rangga Pebrianto, Qudsiah N Azizah, Fani Nurona Cahya, Riki Supriyadi, Muhammad Rifqi Firdaus dan M Fahmi Julianto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement