REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin wilayah Chechnya di Rusia Ramzan Kadyrov mengaku bangga dengan putranya Adam yang memukuli seorang tahanan yang didakwa membakar Alquran. Hal tersebut diunggahnya di Telegram, disertai dengan klip yang menunjukan seorang pemuda berpakaian khaki meninju dan menendang pria lain yang meringkuk di kursi sebelum menjatuhkannya ke lantai dan menampar kepalanya.
“Tanpa melebih-lebihkan, ya, saya bangga dengan tindakan Adam,” kata Kadyrov.
Kadyrov menghormati anak laki-lakinya karena telah membela kehormatan dan martabat agamanya. Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin ini mengatakan sengaja merilis video tersebut untuk menghilangkan keraguan terhadap aksi anaknya pada bulan. Ia menegaskan peristiwa pemukulan yang dilakukan anaknya terhadap terdakwa pembakar Alquran benar-benar terjadi.
“Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar,” katanya.
Tahanan yang dipukuli dalam video tersebut adalah Nikita Zhuravel. Dia pun telah mengadukan serangan tersebut kepada ombudsman hak asasi manusia Rusia.
Kadyrov semakin banyak memberikan publisitas kepada ketiga putranya yang masih remaja. Dia menyatakan pada tahun lalu, bahwa akan mengirim mereka untuk berperang demi Rusia dalam perang di Ukraina.
Anak tertua Kadyrov bernama Akhmat pernah berfoto bersama Putin di Istana Kremlin pada Maret. Momen ini memicu rumor bahwa dia sedang dipersiapkan sebagai penerus Kadyrov.
Kesehatan Kadyrov telah menjadi subyek spekulasi yang intens dengan rumor yang beredar bulan ini bahwa dia telah meninggal atau koma. Pekan lalu dia menerbitkan sebuah postingan di Telegram yang mengatakan, dia baik-baik saja dan alasannya pergi ke rumah sakit Moskow adalah untuk mengunjungi pamannya yang sakit.