REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Qariah internasional asal Yordania (21 tahun) Sondos Sidawi melihat kemenangannya dalam kompetisi menghafal Alquran internasional sebagai pesan yang kuat bagi para pembakar Alquran.
“Bahkan, jika mereka membakar Alquran, Alquran akan tetap ada di hati kami,” kata Sondos seperti dilansir di Anadolu Agency, Rabu (27/9/2023).
Wanita muda itu memenangkan hadiah pertama dalam Kompetisi Alquran Internasional Sheikha Fatima binti Mubarak, yang diadakan di Dubai dari 16 hingga 22 September, setelah bersaing dengan 60 kontestan. Dia berasal dari keluarga yang taat pada Alquran karena dia memiliki lima saudara kandung, tiga di antaranya telah hafal penuh kitab suci Alquran.
Sondos mulai belajar Alquran di salah satu masjid di kota Ramtha (di barat laut Yordania) pada usia 11 tahun dan menghafal 12 bagian dalam waktu kurang dari setahun. Dia kemudian menyelesaikan hafalannya dengan bibinya.
Paman Sondos, Saeb Sidawi, mengatakan remaja putri itu membutuhkan waktu 22 bulan untuk menghafal seluruh kitab suci. Dia menyebut, Sondos kerap menghabiskan dua jam sehari untuk menghafal Alquran.
Saat libur, kata dia, Sondos akan memulainya saat subuh dan berlanjut hingga sholat maghrib. Paman asal Yordania ini menghubungkan kuatnya hubungan keluarga tersebut dengan Alquran karena pengabdian orang tua mereka terhadap kitab suci. Hal tersebut diwariskan kepada mereka dan kepada generasi ketiga keluarga tersebut, termasuk Sondos.
Pada 2011, keluarga tersebut mendirikan sebuah pusat pembelajaran untuk mengajari masyarakat cara menghafal kitab suci Islam. Adapun yang paling menantang Sondos dipandang oleh pamannya sebagai orang yang “cerdas dan cerdik”.
Alquran di hati...