REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kelompok pemantau serangan terhadap kelompok minoritas yang berbasis di Washington, Hindutva Watch memberikan laporan terkait dengan meningkatnya tren ujaran kebencian anti-Muslim di India.
Dilansir dari Aljazirah pada Rabu (27/9/2023), menurut laporan Hindutva Watch, insiden ujaran kebencian anti-Muslim di India rata-rata terjadi lebih dari satu kali dalam sehari pada paruh pertama 2023. Paling banyak terjadi di negara-negara bagian yang akan mengadakan pemilu mendatang.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan pada Senin (25/9/2023), terdapat 255 insiden pertemuan ujaran kebencian yang menargetkan umat Islam pada paruh pertama 2023 yang terdokumentasi. Tidak ada data perbandingan untuk tahun-tahun sebelumnya.
Kelompok ini menggunakan definisi PBB tentang perkataan yang mendorong kebencian sebagai “Segala bentuk komunikasi, yang menggunakan bahasa yang berprasangka atau diskriminatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan atribut seperti agama, etnis, kebangsaan, ras, warna kulit, keturunan, jenis kelamin, atau faktor identitas lainnya”.
Menurut laporan tersebut, sekitar 70 persen insiden terjadi di negara-negara bagian yang dijadwalkan mengadakan pemilu pada 2023 dan 2024. Kemudian menambahkan 80 persen peristiwa ujaran kebencian terjadi di negara-negara bagian yang diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Maharashtra menyumbang 29 persen dari insiden tersebut...