Kamis 28 Sep 2023 06:07 WIB

Kaesang Batal Nyalon di Depok, PKS Nggak Ada Lawan?

Partai-partai besar harus memunculkan calon-calon lain yang kuat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat memimpin rapat perdana dengan sejumlah jajaran pengurus PSI di DPP PSI, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Rapat perdana tersebut digelar usai putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep didapuk sebagai Ketua Umum PSI pada Kopdarnas PSI pada Senin (25/9) kemarin.  Rapat tersebut  membahas mengenai berbagai evaluasi dan rancangan strategi PSI dalam menghadapi Pemilu 2024.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat memimpin rapat perdana dengan sejumlah jajaran pengurus PSI di DPP PSI, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Rapat perdana tersebut digelar usai putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep didapuk sebagai Ketua Umum PSI pada Kopdarnas PSI pada Senin (25/9) kemarin. Rapat tersebut membahas mengenai berbagai evaluasi dan rancangan strategi PSI dalam menghadapi Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kaesang Pangarep disebut ayahnya, Presiden Jokowi tidak akan mencalonkan diri sebagai cawalkot Depok. Dilantiknya Kaesang sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baru-baru ini, makin menguatkan kemungkinan batalnya Kaesang maju di pilkada.

Menanggapi batalnya Kaesang mencalonkan diri sebagai cawalkot Depok, Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat kuat di Depok, sehingga cawalkot dari partai lain akan sulit menang di Pilkada Depok. Apalagi, jika Kaesang yang digadang-gadang bisa menjadi lawan kuat, tidak jadi mencalonkan diri.

"Memang kalau kita bilang, kalau mau perubahan perlu wajah baru, perlu darah segar. Kalau PKS dia sudah di zona nyaman, dia nggak berbuat apa-apa, dia gini-gini aja dipilih kok," kata Prof Hamdi Muluk kepada Republika.co.id, Rabu (27/9/2023).

Menurut dia, dengan batalnya Kaesang maju di Pilkada Depok, partai-partai besar harus memunculkan calon-calon lain yang kuat. "Kita berharap, partai-partai yang suaranya signifikan, sumber dayanya banyak, mobilisasinya kuat dan punya calon-calon yang bagus akan menominasikan orang-orang bagus," katanya.

Untuk mematahkan dominasi PKS di Depok, kata Prof Hamdi, bergantung pada keseriusan partai-partai besar dalam melihat Pilkada Depok. Hal ini karena banyak partai besar dinilainya hingga kini belum menganggap Pilkada Depok dengan serius.

"Masalahnya partai lain menganggap Depok serius nggak? Dicari orang-orang yang kapasitasnya bagus, sumber dayanya bagus, didukung partai-partainya bagus, partai besar. Dulu kan kita punya harapan ke Kaesang karena dia didukung resources bapaknya presiden yang menjabat sampai Oktober 2024. Kalau didukung oleh PDIP dan Gerindra, besar kemungkinan dia akan menang. Tapi strategi berubah saat Kaesang jadi Ketum PSI," ujarnya.

Meskipun PKS sulit dikalahkan di pilkada, Prof Hamdi menyebut, hasil pilpres dan pileg juga bisa mempengaruhi peta Pilkada Depok. Menurut dia, persepsi publik bisa berubah jika calon-calon yang menjadi kubu yang berseberangan dengan PKS, menang dalam kontestasi pileg dan pilpres.

Namun PKS, disebutnya, tentunya akan serius dalam menanggapi Pilkada Depok yang telah beberapa dekade dimenangkan. Mereka akan mencari kader terbaik yang dimiliki untuk melawan calon-calon wali kota dari partai lain.

"Bagi PKS ini memang gengsinya PKS di Depok Itu. Jadi kalau prediksi saya, dicari kader terbaik, tinggal partai lain mau menganggap Depok Itu penting atau tidak? Dan itu pembicaraan kita dari dulu banyak beberapa partai termasuk Golkar, PDIP, Gerindra itu nggak terlalu menganggap serius soal Depok kira-kira begitu," kata Hamdi. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement