REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov, Rabu (27/9/2023), berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengenai proses normalisasi antara Azerbaijan dan Armenia dan perkembangan terkini di kawasan.
"Dalam percakapan telepon tersebut dibahas agenda kerja sama antara Azerbaijan dan Rusia, proses normalisasi antara Azerbaijan dan Armenia, serta situasi terkini di kawasan," kata Kementerian Luar Negeri Azerbaijan dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu mengatakan bahwa Bayramov menekankan komitmen Azerbaijan terhadap dialog terbuka mengenai reintegrasi penduduk Armenia di wilayah Karabakh dan upaya keberlanjutan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Armenia di negara tersebut.
"Digarisbawahi bahwa tindakan telah diambil untuk membubarkan rezim tidak sah di wilayah Azerbaijan, menarik pasukan militer Armenia, dan mengevakuasi pasukan Armenia dari Tanah Azerbaijan," tambah pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga menyebutkan tekad Baku untuk memajukan proses perdamaian dengan Yerevan.
Lavrov dan Bayramov juga bertukar pandangan mengenai isu-isu yang berkaitan dengan negara mereka, tambah pernyataan tersebut.
Pekan lalu, setelah adanya provokasi yang dilakukan pasukan Armenia di Karabakh, Azerbaijan mengatakan telah meluncurkan aktivitas "kontra-terorisme" di wilayah tersebut untuk menegakkan perjanjian perdamaian trilateral tahun 2020 dengan Rusia dan Armenia. Setelah 24 jam, gencatan senjata tercapai.
Hubungan antara Azerbaijan dan Armenia tegang sejak 1991, saat pasukan Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Pada musim gugur tahun 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota, desa, dan pemukiman dari pendudukan Armenia selama 44 hari bentrokan. Perang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.