REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mitsubishi Motors telah memutuskan untuk menarik diri dari produksi mobil di China. Nikkei melaporkan Mitsubishi telah memulai pembicaraan akhir penarikan diri dengan Guangzhou Automobile Group (GAC) China, produsen mobil besar yang bermitra dengan Mitsubishi.
Penjualan Mitsubishi di China lesu karena popularitas kendaraan listrik dan bangkitnya merek lokal. Produsen mobil Jepang lainnya juga mengalami kesulitan dan mungkin akan meninjau kembali strategi mereka di negara tersebut.
GAC Mitsubishi Motors memiliki pabrik di Provinsi Hunan. Perusahaan menghentikan produksi pada bulan Maret dan tidak akan melanjutkan operasi. Pabrik Hunan merupakan satu-satunya pabrik Mitsubishi di China.
GAC diperkirakan akan menggunakan pabrik Hunan untuk produksi kendaraan listrik dan mencoba mempertahankan tingkat lapangan kerja tertentu. GAC mempunyai 50 persen saham di GAC Mitsubishi, Mitsubishi Motors memiliki 30 persen dan sisinya 20 persen dimiliki oleh trading house Mitsubishi Corp. GAC Mitsubishi akan tetap menjadi entitas korporasi, tapi Mitsubishi Motors dan Mitsubishi Corp akan menarik investasinya.
Mitsubishi pada tahun 2022 menjual 38.550 mobil di China, turun sekitar 60 persen dari tahun sebelumnya. Untuk membalikkan tren tersebut, mereka meluncurkan SUV hybrid, Outlander, untuk pasar China pada musim gugur lalu. Namun penjualannya berada di bawah proyeksi.
Saat menarik diri dari China, Mitsubishi akan mencurahkan sumber dayanya ke Asia Tenggara dan Oseania, wilayah yang menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan konsolidasi Mitsubishi.
Menurut Asosiasi Produsen Mobil China, penjualan kendaraan listrik pada tahun 2022 meningkat sebesar 80 persen menjadi 5,36 juta mobil, menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh penjualan mobil baru di negara tersebut. Mitsubishi tidak mengembangkan kendaraan listrik secara eksklusif di China karena GAC telah memasok kendaraan ini.
Apalagi persaingan dengan pabrikan China semakin memanas. Menurut firma riset MarkLines, penjualan mobil penumpang di China pada tahun 2022 berjumlah 23,56 juta unit, dengan merek China menyumbang 50,7 persen dari penjualan tersebut, atau 5,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan-perusahaan Jepang menguasai 18,3 persen pasar, turun 2,8 persen.
Makoto Uchida, presiden dan CEO Nissan Motor, baru-baru ini menyesalkan kondisi pasar. “Kami tidak berada pada tingkat di mana kami dapat memperoleh keuntungan karena diskon yang sangat besar,” katanya. “Kami sedang mempertimbangkan pilihan kami, termasuk meninjau strategi kami seperti usaha patungan kami di China.”
Mitsubishi mulai mengekspor kendaraan komersial ke Chinapada tahun 1970-an dan terlibat dalam usaha patungan dengan Soueast Motor dari tahun 2006 hingga 2021. GAC Mitsubishi Motors didirikan pada 2012 dan menjual 140 ribu kendaraan pada 2018, yang merupakan tahun puncaknya.