Kamis 28 Sep 2023 12:08 WIB

Hindari Pro Kontra Lebih Luas, Dubes Arab Saudi untuk Palestina Tunda Kunjungi Al-Aqsha 

Normalisasi Arab Saudi dan Israel masih temui sejumlah hambatan

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
  Dubes Arab Saudi untuk Palestina, Nayef Al-Sudairi bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina, Dr Riyad Al-Maliki
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Dubes Arab Saudi untuk Palestina, Nayef Al-Sudairi bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina, Dr Riyad Al-Maliki

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Duta besar tidak tetap Arab Saudi untuk Palestina menunda kunjungan yang direncanakan ke Masjid al-Aqsha pada Rabu (27/9/2023). Pembatalan itu terjadi di tengah kritik di media sosial, yang memandang kunjungan itu sebagai validasi pendudukan Israel di Yerusalem Timur. 

Beberapa menyerukan agar delegasi Arab Saudi dicegah memasuki masjid. Mengutip sumber Palestina di Ramallah, Duta besar Arab Saudi, Nayef al-Sudairi, menunda kunjungan setelah mendengar tentang sensitivitas masalah dan memahami kritik dan implikasi di sekitarnya. 

Baca Juga

Menurut surat kabar harian Israel, Nayef al-Sudairi berencana mengunjungi masjid pada kemudian hari. Rencana kunjungan itu pun tidak diumumkan secara resmi dan tidak dikoordinasikan dengan Wakaf Islam Palestina. 

Badan Wakaf mengelola urusan Masjid al-Aqsha dan sering menangani kunjungan oleh delegasi resmi. 

Sudairi, yang juga Duta Besar Riyadh untuk Yordania, tiba di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa untuk bertemu dengan pejabat Palestina. 

Selama kunjungannya, yang pertama oleh seorang pejabat Arab Saudi ke Tepi Barat sejak Otoritas Palestina (PA) didirikan, Sudairi bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Menteri Luar Negeri Riyad al-Maliki dan pejabat tinggi PLO Hussein Al-Sheikh. 

Sudairi mengatakan kerajaan bekerja untuk membangun negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Perjalanannya datang dengan latar belakang pemanasan hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

Kesepakatan untuk membangun hubungan formal antara negara-negara Arab dan Israel tidak populer di kalangan Palestina dan pendukung perjuangan Palestina.

Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad

Mereka dipandang sebagai penghargaan kepada Israel atas perlakuannya terhadap Palestina, yang menurut para ahli PBB dan kelompok hak asasi manusia sama dengan apartheid. 

Masuknya Sudairi ke Tepi Barat dan kunjungan yang sekarang dibatalkan ke Masjid Al-Aqsa tidak akan mungkin dilakukan tanpa persetujuan pihak berwenang Israel. 

Mendapatkan persetujuan seperti itu dilihat oleh banyak orang Palestina sebagai penerimaan diam-diam atas kontrol Israel atas Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang keduanya berada di bawah pendudukan ilegal Israel. 

Perjalanan Sudairi ke Palestina...

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement