Kamis 28 Sep 2023 17:35 WIB

Cina Luncurkan Kereta Api Berkecepatan Tinggi, Melintas di Dekat Selat Taiwan

Cina memiliki jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 42.000 KM di 2022.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nora Azizah
CIna meluncurkan kereta api berkecepatan tinggi yang melintas di dekat Selat Taiwan.
Foto: News
CIna meluncurkan kereta api berkecepatan tinggi yang melintas di dekat Selat Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina meluncurkan kereta api berkecepatan tinggi pertamanya yang melintasi beberapa teluk dan melintasi sepanjang pantai tenggara Provinsi Fujian dekat Selat Taiwan. Sebuah kereta peluru berangkat dari Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Cina timur, berdasarkan laporan Reuters, Kamis (28/9/2023) pagi, membuka jalur kereta api Fuzhou-Xiamen-Zhangzhou sepanjang 277 kilometer (172 mil). 

Ini adalah jalur cepat lintas laut pertama di Cina dengan kereta peluru yang melintasi tiga teluk pesisir dan mencapai kecepatan tertinggi 350 kilometer per jam (218 mph). Media pemerintah, Xinhua yanh mengutip China State Railway Group  mengatakan, waktu perjalanan antara Fuzhou dan Xiamen, yang merupakan pusat ekonomi dan tujuan wisata populer, akan memakan waktu kurang dari satu jam. China Railway Siyuan Survey and Design Group Co Ltd merancang proyek kereta api ini.

Baca Juga

Pada 2022, Cina memiliki jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 42.000 kilometer dan panjang jalur kereta api berkecepatan tinggi yang biasanya beroperasi dengan kecepatan 350 kilometer per jam mendekati 3.200 kilometer pada Juni 2022. Baru-baru ini Cina mengumumkan rincian rencananya untuk mengubah Fujian menjadi sebuah zona pembangunan terpadu dengan Taiwan, yang terletak di seberang provinsi tersebut.

Cina berharap hubungan ini akan meningkatkan peluang investasi dan mempermudah perjalanan. Seorang pejabat pemerintah Cina mengatakan, jaringan transportasi multidimensi terintegrasi telah dibangun di Fujian yang akan memungkinkan secara teknis untuk membangun jalur transportasi berkecepatan tinggi yang menghubungkan provinsi tersebut dengan Taiwan.

Taiwan telah menolak rencana Cina sebelumnya untuk menghubungkan pulau itu dengan jaringan kereta api, yang memerlukan pembangunan terowongan bawah laut terpanjang di dunia di bawah Selat Taiwan. Ketika ditanya tentang komentar tersebut, Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan mengenai Cina mengatakan, proyek infrastruktur semacam itu tidak dapat diputuskan secara sepihak.

Dewan itu menambahkan, investasi Belt and Road di luar Cina perlu didiskusikan dengan negara tuan rumah. Cina memutuskan mekanisme pembicaraan formal dengan pemerintah Taiwan pada 2016.

Secara terpisah, awal pekan ini Cina meluncurkan jalur monorel komersial pertama yang ditangguhkan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. Monorel, yang menempuh jarak 10,5 kilometer (6,5 mil) ini sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan pengoperasian manusia dalam keadaan darurat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement