Kamis 28 Sep 2023 17:33 WIB

Peneliti dari Leiden Belanda Ungkap 5 Cara Rasulullah SAW Pimpin Para Sahabat

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Peringatan maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah momentum tepat untuk menghidupkan kembali semangat mempelajari sirah dan sunnah beliau.  

Salah satu yang perlu diperhatikan dan dicontoh dari Nabi Muhammad SAW adalah bagaimana beliau memimpin para sahabat dan umat-Nya. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang begitu penyayang, tetapi juga tegas. 

Baca Juga

Peraih gelar PhD di bidang Literatur Hadits di Universitas Leiden, Belanda, Dr Mohsen Haredy, menyebut keberhasilan seseorang dalam memimpin sebuah kelompok, meski berukuran kecil, bukanlah tugas yang mudah. 

Hal yang sama juga dihadapi Nabi Muhammad SAW, terutama ketika Beliau awal berdakwah di Makkah, kemudian di Madinah. 

"Ketika Islam mulai mendapat publisitas, segelintir orang yang memeluknya di Makkah membentuk inti komunitas Muslim pertama. Komunitas kecil ini mengalami penganiayaan di tangan masyarakat Quraisy," ujar dia dikutip di  About Islam, Kamis (26/9/2023). 

Nabi SAW pun harus segera mengambil tindakan terhadap situasi yang menantang ini. Ketika penganiayaan meningkat, beliau meminta beberapa dari mereka meninggalkan Makkah dan bermigrasi ke Abyssinia dimana rajanya, Negus, memberi perlindungan dan menyambut mereka dengan baik di negaranya. 

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, Nabi Muhammad SAW mempunyai kepedulian yang serius terhadap keselamatan para pengikutnya. 

Beliau pun mengambil tindakan bijaksana untuk memastikan bahwa setidaknya beberapa dari mereka aman, jauh dari bahaya. 

Setelah kematian istri Nabi Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, penganiayaan terhadap Rasul dan para sahabat di Makkah semakin meningkat. Bahkan, keselamatan pribadinya juga terancam karena suku-suku di sana bergandengan tangan berencana untuk membunuhnya. 

Pada saat itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW meninggalkan Makkah dan bermigrasi ke Madinah. Di kota ini, Beliau memulai fase baru dalam mendirikan negara Muslim baru. 

Di Kota Nabi ini, Rasulullah menyatakan bahwa baik para migran (Al-Muhajirun) dan para pembantu (Al-Ansar) adalah bersaudara dan mereka membentuk satu komunitas. Tujuan utama Rasulullah SAW membangun komunitas ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan dalam Islam. 

Baca juga: Keajaiban Angka 19 yang Disebutkan dalam Alquran dan Pengakuan Sarjana Barat 

"Nabi Muhammad SAW mencintai para sahabatnya dan sangat memperhatikan mereka. Kepedulian dan perhatiannya bahkan mencakup mereka yang telah meninggal, karena ia sangat bersemangat misalnya untuk melunasi hutang mereka," lanjut dia. 

Ketika Allah SWT menjadikan Nabi kaya melalui penaklukan, beliau bersabda, “Saya lebih berhak menjadi wali orang-orang mukmin di antara orang-orang beriman lainnya, maka jika seorang muslim meninggal dalam keadaan terlilit utang, maka sayalah yang bertanggung jawab melunasi utangnya, dan siapa yang meninggalkan harta (setelah kematiannya) maka itu menjadi milik ahli warisnya.” (HR Al-Bukhari) 

Berikut ini, Dr Mohsen Haredy mencoba menjelaskan lebih banyak aspek lain dari kepemimpinan Nabi SAW yang bijaksana yang bisa diikuti dan direnungkan di momen Maulid Nabi. 

1. Mengenali keahlian sahabatnya

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang melihat sifat-sifat positif anggota timnya dan berinvestasi pada sifat-sifat tersebut. Hal ini juga dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan para sahabatnya. 

Ada banyak contoh...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement