Kamis 28 Sep 2023 18:00 WIB

Pengamat: PDIP Cenderung Memilih Cawapres dari Tokoh NU

PDIP berpeluang menggaet cawapres NU dari kalangan sepuh.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan saat Mata Najwa 3 Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Selama 90 menit Bacapres Ganjar Pranowo ditantang berbicara gagasan dan menjawab pertanyaan bagaimana nanti memimpin Indonesia yang dipandu oleh Najwa Shihab. Topik paling banyak dipilih yakni terkait Korupsi dan Penegakan Hukum, lapangan kerja, dan kebebasan berpendapat paling banyak disorot untuk Ganjar yang tampil pada sesi kedua.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan saat Mata Najwa 3 Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Selama 90 menit Bacapres Ganjar Pranowo ditantang berbicara gagasan dan menjawab pertanyaan bagaimana nanti memimpin Indonesia yang dipandu oleh Najwa Shihab. Topik paling banyak dipilih yakni terkait Korupsi dan Penegakan Hukum, lapangan kerja, dan kebebasan berpendapat paling banyak disorot untuk Ganjar yang tampil pada sesi kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa cawapres untuk Ganjar Pranowo terus menghangat. Tapi, pengamat politik Dedi Kurnia Syah merasa PDIP maupun Megawati memiliki kecenderungan memilih tokoh-tokoh dari Nahdlatul Ulama sebagai cawapres.

"Megawati Soekarnoputri dan PDIP memang punya kecenderungan memilih tokoh NU sebagai cawapres," kata Dedi kepada Republika, Kamis (28/9).

Baca Juga

Hal ini bisa dilihat dari sejarah politik PDIP dan Megawati sendiri, terutama dalam kontestasi pilpres. Terlebih, capres dari poros lain, Anies Baswedan, sudah lebih dulu menggaet tokoh NU sebagai cawapres.

Anies menggaet Muhaimin Iskandar yang tidak cuma Ketua Umum PKB tapi merupakan pula tokoh NU. Dedi berpendapat, masuknya Cak Imin ke Koalisi Perubahan tentu saja mengurangi porsi pemilih NU di Pilpres 2024.

Di sisi lain, ia melihat, Ketua Umum PBNU saat ini, KH Yahya Cholil Staquf, cenderung lebih dekat ke PDIP daripada ke PKB. Bahkan, ia secara terang-terangan sudah menolak jika NU dikaitkan dengan PKB.

"Ini menyiratkan jika PDI Perjuangan berpeluang kembali menggaet tokoh Nahdlatul Ulama (NU), utamanya dari kalangan sepuh," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) tersebut.

Saat ini, beberapa nama-nama populer memang masih menghangatkan bursa cawapres dari poros Ganjar Pranowo. Selain tokoh-tokoh nasionalis, ada pula tokoh-tokoh NU atau yang selama ini dinilai sangat dekat dengan NU.

Terakhir, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, cuma memberikan kode-kode kalau cawapres Ganjar Pranowo Mr X dan Mrs Y. Banyak yang menilai tokoh-tokoh yang dimaksud Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement