Kamis 28 Sep 2023 19:06 WIB

Bagaiman Nasib Travis King Setelah Kembali ke AS Usai Melarikan Diri ke Korut?

Travis King tercatat sebagai prajurit tentara AS saat melarikan diri ke Korut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Layar TV menampilkan gambar file tentara Amerika Serikat Travis King selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 27 September 2023.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Layar TV menampilkan gambar file tentara Amerika Serikat Travis King selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 27 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Prajurit tentara Amerika Serikat (AS) Travis King, yang lari ke Korea Utara pada Juli akhirnya pulang ke negara asalnya. King dipulangkan setelah diusir oleh Korea Utara ke Cina. 

Sejauh ini rincian mengenai diplomasi yang mengarah pada pemindahan King masih belum diketahui. Perkembangan tersebut merupakan contoh kerjasama yang jarang terjadi antara Amerika Serikat, Korea Utara, dan Cina.

Baca Juga

Departemen Luar Negeri mengatakan, King diperkirakan akan kembali ke AS pada Rabu (27/9/20230 malam.  King (23 tahun) tiba-tiba masuk ke Korea Utara dari Korea Selatan pada tanggal 18 Juli ketika sedang melakukan tur sipil di perbatasan yang dijaga ketat. Kemudian King segera ditahan di Korea Utara.

Washington menolak untuk menyatakan King sebagai tawanan perang meskipun ada perdebatan sengit di dalam pemerintahan.  Sementara itu, Korea Utara tampaknya menganggap kasus King sebagai kasus imigrasi ilegal.

Kantor berita negara Korea Utara, KCNA mengatakan, King mengatakan kepada Pyongyang bahwa dia memasuki Korea Utara secara ilegal karena dia kecewa dengan ketidaksetaraan masyarakat AS. King ingin berlindung di Korea Utara atau di tempat lain karena penganiayaan dan diskriminasi rasial di dalam angkatan bersenjata AS. Pemerintah Swedia menjemput King di Korea Utara dan membawanya ke Swedia. Pemerintah Swedia mewakili kepentingan AS di Korea Utara karena Washington tidak memiliki kehadiran diplomatik di negara tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller mengatakan, King bertemu dengan duta besar AS untuk Beijing, Nicholas Burns, di Dandong, Cina yang berbatasan dengan Korea Utara.  Miller mengatakan King terbang dari sana ke Shenyang, Cina lalu ke Pangkalan Angkatan Udara Osan di Korea Selatan.

Para pejabat AS menyampaikan rasa terima kasih kepada Swedia dan Cina yang membantu kepulangan King. Para pejabat AS yang bertemu King mengatakan, kondisi prajurit itu dalam keadaan sehat. King dapat berbicara dengan keluarganya setelah dibebaskan dari Korea Utara.

Pembebasan King dilakukan setelah berbulan-bulan diplomasi intensif. Para pejabat AS menambahkan, tidak ada konsesi yang diberikan kepada Korea Utara sebagai imbalan atas pembebasan King.

“Insiden ini, menunjukkan bahwa menjaga jalur komunikasi tetap terbuka bahkan ketika hubungan sedang tegang adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan dan dapat memberikan hasil,” kata seorang pejabat senior pemerintah.

“Sekali lagi, kami siap untuk melakukan diplomasi lebih lanjut (dengan Korea Utara) yang mungkin dilakukan," ujar pejabat itu.

Sementara Miller mengatakan, dia tidak memandang kembalinya King sebagai tanda terobosan yang lebih luas dengan Korea Utara. Menurutnya, Cina tidak berperan sebagai mediator dalam masalah ini, melainkan sebagai titik transit bagi King.

Jonathan Franks, juru bicara ibu King, Claudine Gates, mengatakan, Gates berterima kasih kepada Angkatan Darat AS dan semua mitra antarlembaga yang membantu pembebasan King. "Gates akan selamanya berterima kasih kepada Angkatan Darat Amerika Serikat dan semua mitra antarlembaga atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik," ujar Franks.

Paman King, Myron Gates, pada Agustus mengatakan kepada ABC News bahwa keponakannya, yang berkulit hitam, mengalami rasisme selama penempatan militernya. Setelah King menghabiskan waktu di penjara Korea Selatan, dia tidak seperti dirinya sendiri.

King bergabung dengan tentara AS pada Januari 2021. Dia menghadapi dua tuduhan penyerangan di Korea Selatan.  Dia mengaku bersalah atas satu kasus penyerangan dan penghancuran properti umum karena merusak mobil polisi saat melontarkan kata-kata kotor terhadap warga Korea.  Dia dijadwalkan menghadapi tindakan disipliner yang lebih besar ketika dia kembali ke Amerika Serikat.

King telah selesai menjalani tahanan militer dan berada di bandara menunggu transportasi militer AS ke unit rumahnya di Amerika Serikat.  Sebaliknya, dia meninggalkan bandara dan mengikuti tur ke daerah perbatasan Korea Utara. King tetap nekat menyeberang meskipun ada upaya dari penjaga Korea Selatan dan AS untuk menghentikannya.

Seorang pejabat Amerika mengatakan, militer akan mempertimbangkan tindakan administratif terhadap King setelah dia dievaluasi, menjalani proses reintegrasi dan berkumpul kembali dengan keluarganya di Amerika.  Pejabat tersebut menolak menjawab secara langsung apakah King akan menghadapi pengadilan militer.

Seorang pejabat AS lainnya mengatakan, King sedang menuju ke Brooke Army Medical Center di Texas, yang terletak di Pangkalan Gabungan San Antonio-Fort Sam Houston.  Ini adalah pangkalan yang sama yang merawat bintang bola basket AS, Brittney Griner pada Desember tahun lalu setelah pertukaran tahanan dengan Rusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement