REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris memiliki sebuah lembaga khusus tersendiri yang menangani kasus-kasus bullying atau perundungan, yaitu National Society for the Prevention of Cruelty Children (NSPCC). Di Indonesia, ada beberapa lembaga resmi untuk menangani kasus anak.
NSPCC ini memiliki tim tersendiri yang berkeliling, khususnya di sekolah-sekolah, untuk memantau apakah terjadi perundungan atau tidak. NSPCC juga selalu membuka lowongan sebagai volunteer atau relawan, yang nantinya akan diberikan tugas untuk mengamati perundungan di tengah masyarakat.
Ini perlu dilakukan, lantaran sebagian besar dari kita tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh orang lain. Orang tua mungkin memiliki intuisi jika anak terlihat seperti selalu kesal atau sedang bergumul dengan emosi dan kesehatan mental, namun orang tua tidak bisa selalu berada di samping mereka.
NSPCC memberikan tips agar anak tidak menjadi korban perundungan. Cara pencegahan ini sebenarnya sederhana, tapi seperti sulit sekali dilakukan oleh para orang tua.
Pertama, bersedialah bagi anak untuk berbicara dengan Anda tentang kekhawatirannya. Pastikan mereka tahu ke mana mereka dapat mencari bantuan jika dirundung atau ditindas.
Dukungan itu bisa dari Anda sendiri atau guru yang mereka percayai. Anda dapat meminta sekolah anak untuk mengadakan pertemuan khusus dengan mengundang juga lembaga resmi terkait.
Buat pembahasan yang serius, serta aksi nyata untuk benar-benar membuat anak Anda aman berada di sekolah hingga sampai ke rumah.
Lantas, bagaimana dengan orang tua yang ternyata anaknya merupakan pelaku penindasan dan perundungan? NSPCC mengatakan para orang tua pasti akan merasa marah, kecewa, atau merasakan berbagai emosi kuat lainnya.
Orang tua harus tegas menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan tidak dapat diterima dan bisa berakibat fatal. Jelaskan dampak buruk yang bisa ia terima atau bahkan keluarganya terima.
Anak-anak dan remaja harus diberi pemahaman betapa penindasan dan perundungan adalah perbuatan yang sangat menyakiti hati orang lain.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk saling berbicara setiap hari dan secara terbuka, tentang apa yang anak-anak rasakan. Sehingga orang tua bisa mengetahui, apakah anaknya menjadi korban perundungan atau justru menjadi pelaku perundungan.