REPUBLIKA.CO.ID, Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِينَ يُحْسِنُونَ إسْلَامَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوا شَيْئًا فَرْيًّا ، أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ ، أَوْصِنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Tasbih dan tahmid hanyalah milik Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, terutama nikmat iman dan Islam. Bersholawat kepada nabi Muhammad SAW, Rasul yang membawa petunjuk bagi umat akhir zaman.
Marilah kita selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan takwa yang sesungguhnya, yakni tunduk dan patuh kepada semua perintahNya dan berusaha semaksimal mungkin meninggalkan semua larangan Nya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan kita sebagai umat Muhammad, umat pilihan. Ini merupakan anugerah yang tak ternilai harganya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Saat ini kita berada di bulan Rabiul Awwal, bulan kelahiran nabi Muhammad SAW. Maulid nabi adalah momentum penting bagi kita untuk mengingat kembali panutan hidup kita. Menjadikan beliau sebagai satu-satunya sosok pegangan, model perilaku dan suri teladan (uswah) dalam semua aspek kehidupan. Sungguh dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri teladan dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS al-Ahzab ayat 21).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling keras mujahadah-nya, paling khusyuk sholatnya, paling disiplin ibadahnya. Padahal beliau adalah sosok yang Maksum (terbebas dari dosa) dan dijamin pasti masuk surga. Mujahadah beliau dalam beribadah itu agar beliau menjadi hamba yang bersyukur.
Beliau adalah pribadi yang paling mulia akhlaknya. Aisyah r.a. menyebut akhlak beliau adalah Alquran. Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Tidak pernah berlaku keji. Tidak mengucapkan kata-kata kotor. Tidak berbuat gaduh di pasar. Tidak pernah membalas dengan kejelekan serupa. Akan tetapi, beliau pemaaf dan pengampun." (HR Ahmad).
Beliau paling baik terhadap wanita. Beliau juga teladan terbaik dalam bertetangga, bergaul, berteman, berkawan, dan bermuamalah. Dalam semua itu, kita diperintahkan untuk menjadikan beliau sebagai teladan dan model panutan.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Kehadiran Rasulullah SAW dengan Islamnya di tengah-tengah umat manusia adalah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Baik dalam lingkup akidah, ibadah, muamalah hingga siyasah (politik).
Baca juga: Selamat dari Banjir Libya, Rumah yang Disebut Milik Penghafal Alquran Hebohkan Jagat Maya
Meneladani Rasulullah SAW bukan hanya dalam aspek akidah, spiritual, moral dan sosial saja. Sebab jika demikian, hal itu sama saja mengerdilkan sosok beliau. Beliau juga memberikan teladan kepemimpinan dalam bernegara, berpolitik dalam dan luar negeri, menjalankan pemerintahan, menerapkan hukum dan menyelesaikan persengketaan. Allah berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS al-Hasyr ayat 7).