REPUBLIKA.CO.ID,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقَّ الْمُبِينُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ. أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan taufik-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita sekalian, sehingga kita dapat menunaikan ibadah kepada Allah sesuai dengan ajaran Islam, berdasarkan Alquran dan hadits Rasulullah SAW.
Saya berwasiat khususnya kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada seluruh jamaah Jumat yang hadir, untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta'ala, dengan takwah yang sebenar-benarnya, yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Setiap tanggal dua belas Rabiul Awal kita mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini diadakan karena rasa syukur kita kepada Allah SWT atas kelahiran beliau selaku utusan Allah, sebagai rahmat bagi alam semesta. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Al Anbiya' ayat 107.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (Alquran surat Al Anbiya' ayat 107).
Sebagaimana dimaklumi bahwa sebelum nabi Muhammad SAW lahir, kehidupan masyarakat Makkah adalah kehidupan masyarakat jahiliah, zaman kebodohan. Dengan kelahiran beliau, akhirnya dari masyarakat jahiliah tersebut berubah menjadi masyarakat tauhid, penegak kebenaran serta berkepribadian yang luhur, sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Dengan kelahiran beliau pula, maka berubahlah beberapa hal pokok yang mendasar antara lain bidang akidah dan bidang sosial kemasyarakatan.
Dasar asasi kehidupan umat Islam, adalah akidah dalam lubuk hati. Karena Islam, perbuatan dan pengabdian seseorang itu tidak akan diterima oleh Allah SWT. Maka iman merupakan syarat diterimanya amal oleh Allah SWT.
Berdasarkan firman Allah dalam surat An Nahl ayat 96:
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Alquran surat An Nahl ayat 96).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Perubahan yang lain yang dibawa nabi Muhammad SAW adalah perubahan sosial kemasyarakatan. Dengan kelahiran beliau, masyarakat ditata kembali sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan saling membutuhkan, saling tolong menolong dan saling hormat menghormati sebagai makhluk Allah SWT yang sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: Tidak sempurna keimanan seseorang sehingga mereka mencintai kepada saudara, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhori).
Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan kehidupan Islam yang merupakan kebutuhan mutlak untuk dicontoh serta diteladani. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Alquran surat Al Ahzab ayat 21).
Dalam segala segi kehidupan Nabi kita adalah panutan yang terbaik terutama dalam meraih hidup yang tentram dan bahagia. Dapat kita ambil contoh misalnya di dalam kehidupan nabi Muhammad SAW, beliau sangat sederhana dan benar-benar sederhana. Sebagaimana kenangan salah seorang istri beliau ketika beliau akan dimakamkan di Madinah.
يَامِنٌ لَمْ يَلْبَسْ الْحَرِيرَ . يَامِنْ لَمْ يَنَمْ عَلَى السَّرِيرِ . يَامِنٌ اخْتَارَ الْحَصِيرَ عَلَى السَّرِيرِ . يَا مَنْ خَرَجَ مِنْ الدُّنْيَا وَلَمْ يُشْبَعْ بَطْنَهُ مِنْ خُبْزِ الشَّعِيرِ. يَامِنٌ لَمْ يَنْعَمْ طُولَى مِنْ خَوْفِ السَّعِيرِ.
Artinya: Wahai orang yang tidak pernah memakai pakaian sutera. Wahai orang yang tidak pernah tidur di atas dipan empuk. Wahai orang yang lebih suka memilih dipan jelek daripada dipan empuk. Wahai orang yang selama hidupnya perutnya tidak pernah penuh oleh roti yang lezat. Wahai orang yang tidak pernah nyenyak tidur semalam suntuk karena takut azab neraka syair.
Itulah beberapa kepribadian Rasulullah SAW yang agung dan mulia dan semoga peringatan maulid ini, dapat diambil manfaat. Sehingga kita umat Islam dapat meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi, berdasarkan Alquran dan hadits Rasulullah SAW.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .
(Sumber: Kumpulan naskah khutbah Jum'at membentuk generasi Qurani, Direktorat Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007 halaman 157-161)