Jumat 29 Sep 2023 14:19 WIB

Bursa Karbon Sepi Transaksi Setelah Diluncurkan, BEI Ungkap Penyebabnya

PNRE menjadi satu-satunya Penyedia unit karbon di IDXCarbon.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden RI Joko Widodo (kedua kiri) didampingi para menteri menandatangani prasasti pada upacara pembukaan Bursa Karbon Indonesia di Jakarta, Indonesia, Selasa (26/9/2023).
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Presiden RI Joko Widodo (kedua kiri) didampingi para menteri menandatangani prasasti pada upacara pembukaan Bursa Karbon Indonesia di Jakarta, Indonesia, Selasa (26/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa karbon atau IDXCarbon sepi transaksi setelah belum lama ini diluncurkan. Pada perdagangan perdana, Selasa (26/9/2023), bursa karbon mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp 29,2 miliar, namun pada hari kedua tidak ada transaksi yang dibukukan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menilai wajar transaksi di bursa karbon yang masih sepi. "Nature bursa karbon memang tidak se-likuid bursa saham," kata Jeffrey, Jumat (29/9/2023). 

Pada tahap awal, Jeffrey menjelaskan, jumlah pengguna jasa bursa karbon juga belum cukup banyak. Saat ini, Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) menjadi satu-satunya Penyedia unit karbon di IDXCarbon.

Sementara dari sisi pembeli hanya ada sekitar 15 perusahaan yang tercatat di bursa karbon. Menurut Jeffrey, BEI selaku penyelenggara bursa karbon terus berupaya melakukan sosialisasi dan pertemuan dengan sejumlah perusahaan potensial. 

"Diharapkan nantinya jumlah demand dan supply akan cukup banyak sehingga bursa karbon akan lebih likuid," kata Jeffrey.

Sebelumnya, BEI mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari kedua setelah peluncuran atau tepatnya pada Rabu (27/9/2023). Harga unit karbon di pasar reguler pada pembukaan dan penutupan tidak mengalami perubahan, yaitu berada di harga Rp 77 ribu per unit karbon.

Selain itu, jumlah pengguna jasa juga tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan jumlah saat penutupan perdagangan Selasa, yaitu sebanyak 16 pengguna jasa. BEI mencatat total volume perdagangan sebanyak 459.953 ton unit karbon dari total 27 transaksi.

Pertamina NRE menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli Unit Karbon yakni PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, serta PT BRI Danareksa Sekuritas. 

Perusahaan lainnya yang juga membeli unit karbon yaitu PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Patra Niaga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement