Jumat 29 Sep 2023 15:40 WIB

Sebanyak 21 Kecamatan di DIY Kering, Penyaluran Air Dilakukan ke 100 Titik

Beberapa sumur warga juga sudah mengering seperti yang terjadi di Gunungkidul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut bahwa sudah ada 21 kecamatan di DIY yang saat ini terdampak bencana kekeringan. Plt Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengatakan, penyaluran (dropping) air terus dilakukan terhadap kecamatan-kecamatan yang terdampak bencana kekeringan ini.

Setidaknya, dropping air bersih sudah dilakukan di 100 titik di wilayah yang terdampak kekeringan. Total dropping air ini sudah mencapai 35 tangki air bersih.

Baca Juga

"BPBD DIY lakukan dropping air ke Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo. Sudah mulai menggunakan dana tanggap darurat di Kulonprogo. Ada 100 titik dilakukan dropping air dinas sosial dengan 35 tangki air bersih," kata Noviar, Kamis (28/9/2023).

Noviar menyebut, di beberapa kabupaten di DIY sudah lama tidak terjadi hujan di musim kemarau ini. Bahkan, beberapa sumur warga juga sudah mengering seperti yang terjadi di Gunungkidul.

Dengan begitu, dropping air akan terus dilakukan di wilayah-wilayah yang terdampak bencana kekeringan. Noviar menuturkan, dropping air ini juga dilakukan oleh pihak lainnya.

Bahkan, masing-masing kecamatan juga masih bisa mencukupi sendiri kebutuhan untuk dropping air. "Bantuan air bersih dengan dropping air bukan BPBD DIY saja yang bekerja, ada unsur masyarakat umum bekerja sama juga TNI," ungkap Noviar.

Meskipun ada puluhan kecamatan di DIY yang terdampak kekeringan, namun Noviar mengatakan bahwa belum ada laporan gagal panen. "Semaunya masih bisa diantisipasi," kata Noviar.

Selain itu, Noviar juga meminta masyarakat untuk tidak membakar sampah mengingat dapat menyebabkan kebakaran hutan. Terlebih di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan hutan maupun lahan.

"Kita ingatkan masyarakat agar tak bakar sampah, abai bakar sampah, merembet ke kebakaran hutan terjadi. Di Srumbung Magelang, 37 hektare area semak terbakar, bukan wilayah DIY tapi ada di perbatasan, maka kita turut bantu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement