Jumat 29 Sep 2023 16:32 WIB

G30S PKI, Pesantren dan Kiai Jadi Sasaran Pembantaian PKI

Kiai yang mengajarkan agama dan cinta Tanah Air dianggap menghambat agenda PKI.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Komunis Indonesia (PKI) menyadari pesantren merupakan kekuatan strategis dalam mempertahankan NKRI. Terbukti sewaktu perang 10 November digerakkan secara serentak oleh komunitas pesantren setelah mendengar seruan Resolusi Jihad yang dikeluarkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 22 Oktober 1945.

Heroisme kaum santri itu berhasil mengusir tentara sekutu dari Surabaya. Tujuan PKI, selain melumpuhkan TNI dan polisi, selanjutnya pesantren dan para ulamanya juga harus dilumpuhkan. Untuk menghadapi kekuatan pesantren, maka PKI memiliki slogan tersendiri, yaitu "Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati."

Baca Juga

Ternyata slogan itu bukan sekadar gertakan, tetapi benar-benar dilaksanakan. Sementara strateginya adalah teror, tangkap, dan bantai. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Benturan NU dan PKI 1948-1965 yang disusun Tim PBNU Tahun 2013.

Penculikan terhadap para pimpinan pesantren yang selama ini aktif dalam perjuangan kemerdekaan telah dimulai. Para kiai yang mengajarkan agama dan cinta Tanah Air itu dianggap menghambat agenda PKI. Maka bagi PKI, kiai harus dimusnahkan. 

Sebagai contoh, KH Imam Mursyid pemimpin Pesantren Sabilil Muttaqin dan Pemimpin Tarekat Syatariyah yang kharismatik dari Takeran. PKI menculik kiai tersebut pada 17 September 1948 setelah sholat Jumat. 

 

 

Akhirnya, KH Imam Mursyid menyerah...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement