Jumat 29 Sep 2023 16:55 WIB

Jokowi Yakin Jika Ganjar Terpilih Mampu Selesaikan Masalah Krisis Pangan

Saat ini sudah ada 22 negara yang menghentikan ekspor bahan pangannya .

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jateng periode 2013-2023 Ganjar Pranowo di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah pada Ahad (23/7/2023).
Foto: Laily Rachev /Biro Pers Sekretar
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jateng periode 2013-2023 Ganjar Pranowo di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah pada Ahad (23/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP, Ganjar Pranowo, mampu menyelesaikan masalah ancaman krisis pangan yang kini sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Jokowi pun meminta agar Ganjar memiliki perencanaan sejak dini terkait masalah itu.

Sehingga setelah nantinya dilantik menjadi Presiden, Ganjar bisa langsung melaksanakan program-programnya tersebut. Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tahun 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2023).

"Tadi saya bisik-bisik ke beliau (Ganjar). 'Pak nanti abis dilantik, besoknya langsung masuk kedaulatan pangan. Gak usah lama-lama. Perencanaannya disiapkan sekarang'. Begitu dilantik besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan sehingga swasembada pangan, ketahanan pangan kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki," ujar Jokowi.

Dia khawatir, ancaman krisis pangan benar-benar berdampak ke Indonesia. Sebab, saat ini sudah ada 22 negara yang menghentikan ekspor bahan pangannya akibat tingginya harga pangan. Di antaranya, Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan juga Myanmar.

"Oleh sebab itu, 10 tahun ke depan, lima tahun ke depan, 10 tahun ke depan memang visi taktis itu harus kita miliki, bukan visi misi yang terlalu bagus di awang-awang, tapi visi taktis, rencana kerja detil, harus kita miliki dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini," kata Jokowi.

Eks gubernur DKI Jakarta itu pun mencontohkan rencana detail yang harus disiapkan untuk menghadapi ancaman krisis pangan tersebut, seperti pembangunan waduk, embung, dan juga irigasi. Jokowi mengatakan, jumlah waduk yang telah dibangun saat ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan Korea dan Cina.

“Artinya masih perlu kerja keras untuk menyelesaikan infrastruktur yang berkaitan dengan pangan yang kita miliki," ujar Jokowi.

Dia melanjutkan, jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 278 juta dan akan terus bertambah. Diperkirakan pada 2030, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 320 juta karena angka kenaikan pertumbuhan penduduk sebesar 1,25 persen per tahun.

"Artinya sekali lagi pangan menjadi kunci seperti yang disampaikan oleh Bung Karno. Pangan merupakan mati hidupnya suatu bangsa. Itu betul sekali. Beliau sudah melihat kejadian yang sekarang ini kita alami," kata Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement