REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Malaysia melakukan peningkatan produksi dengan meningkatkan produksi beras lokal lewat proyek skala besar. Wakil Menteri Pertanian Malaysia Chan Foong Hin mendorong petani lokal untuk bisa lima kali panen selama dua tahun ke depan.
"Kami mentargetkan swasembada beras pada 2030 untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dari 80 persen produk lokal," tegas Chan Foong Hin dilansir dari Nikkei Asia, Jumat (29/9/2023).
Chan Foong Hin menilai, saat ini petani Malaysia hanya mampu dua kali panen dalam satu tahun. Upayanya, kata dia pemerintah mengembangkan bibit padi baru yang bisa melalui masa tanam hanya 75 hari. "Tahan penyakit dan cuaca ekstrem," tegasnya.
Saat ini harga beras di Malaysia untuk produk lokal dibanderol 26 ringgit atau 5,54 dolar AS per 10 kilogram. Harga beras impor justru dua kali lipat di atas harga beras lokal, hingga mencapai 70 ringgit per 10 kilogram.
Padiberas Nasional (Bernas), konglomerat Malaysia yang mengontrol distribusi beras, pada tanggal 1 September menaikkan harga eceran beras impor sebesar 36 persen untuk mengadaptasi kenaikan harga beras global.
Indeks Harga Beras Seluruh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencapai 142,4 pada bulan Agustus, naik 31 persen dari tahun 2022. Cuaca kering akibat El Nino juga berdampak pada produksi beras lokal tahun ini.