REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prestasi Putri Ariani meraih juara 4 dalam kompetisi America's Got Talent (AGT) 2023 dinilai jadi wajah Islam yang keren. Ini sekaligus jadi modal Putri go internasional dengan diferensiasi kisah dan identitasnya.
Pakar marketing Yuswohady menjelaskan, Putri bukan simbol Indonesia saja, tapi Muslim, bahkan Muslim dunia. Ini diplomasi Islam.
Selama ini, persepsi dunia terhadap Islam terbilang tradisional dan radikal. Putri jauh dari persepsi itu. Lagu-lagu yang Putri bawakan bagus. Kualitas suara Putri juga sekelas penyanyi dunia.
"Ini membuka mata Barat. Memunculkan wajah Islam yang keren, yang terbuka. Apalagi audiens acara ini kaum muda dan global," kata penulis buku Marketing to Middle Class Moslem itu kepada Republika, Sabtu (30/9/2023).
Putri seorang Muslim, ia tidak bicara Islam atau Alquran di ajang itu. Namun, hijab yang Putri pakai merupakan identitas. "Jasa terbesar Putri adalah mengubah gambaran Islam di mata Barat," kata dia.
Yuswohady mengakui, faktor rasis selalu ada, termasuk di Amerika Serikat dimana AGT dihelat. Apalagi dengan sistem voting, rasisme terhadap Islam ada. Meski begitu, capaian Putri di peringkat 4 AGT 2023 sudah luar biasa.
Harus diingat, lanjut dia, AGT adalah ajang pencarian bakat. Tak semua penampil adalah penyanyi sehingga tidak apple to apple.
Dengan masuk di final AGT, Putri mendapat tiket go international. Faktor komersial jadi pertimbangan saat masuk industri musik global.
Hijab mungkin akan memberi batasan-batasan bagi Putri saat masuk industri musik global. Namun, tim marketing atau brand management bisa membungkusnya dengan nilai story telling perjuangam Putri. Bagaimanapun, saat seseorang jadi artis dunia, cerita tentang dia tak bisa dikesampingkan.
Dalam industri, ada konten dan konteks. Konten adalah what to offer dan konteks adalah how to offer. "Hijab, difabel, dan Islam, kalau bisa di-twist dari kekurangan jadi kelebihan, itu akan jadi diferensiasi bagi Putri. Dalam marketing, suatu produk harus punya diferensiasi," kata Yuswohady yang belum lama ini meluncurkan buku terbarunya FOMO Marketing for FOMO Sapiens.