REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Penasihat ICMI, Prof Jimly Asshiddiqie menilai, isu lingkungan sudah harus dibahas dalam tingkat nasional. Memasuki tahun politik, Jimly turut mendorong capres-capres mengangkat isu lingkungan.
"Saya usul semua capres menjadikan ini isu karena di pemilih pemula, mereka beda dengan pemilih yang sudah tua, anak-anak milenial passion-nya sudah lingkungan, karena bacaan dari luar negeri bicara konsep hijau," kata Jimly di Ekowisata, Taman Wisata Mangrove, PIK, Sabtu (30/9/2023).
Ia mengingatkan, hari ini investor-investor sendiri sudah sangat akrab dengan konsep-konsep hijau dan menerapkannya. Bahkan, jika investor-investor tidak pro lingkungan akan secara otomatis dianggap kampungan.
Hal itu pula yang sudah ada di pola pikir pemilih-pemilih muda hari ini. Karenanya, ia merasa, bagus pula jika capres-capres yang tidak membawa isu-isu lingkungan hidup dianggap telah melakukan kampanye kampungan.
"Maka, capres semuanya supaya jangan dianggap kampungan mengkampanyekan kebijakan lingkungan," ujar Jimly.
ICMI sudah mengusulkan kepada pemerintah agar setidaknya mampu mewajibkan menteri-menteri melakukan penanaman pohon satu tahun sekali. Ia berharap, itu bisa diwajibkan, bahkan jika memungkinkan lewat inpres.
Tujuannya, lanjut Jimly, tidak lain agar seluruh manusia di Indonesia mengambil tanggung jawab untuk menanam pohon. Dari level pemerintah, tanggung jawab itu tidak cuma diambil Menteri Lingkungan Hidup.
Tapi, ia menekankan, semua menteri, termasuk Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan dan lain-lain. Misalnya, setiap tanda tangan proyek mengharuskan penanaman pohon dengan target satu miliar mangrove. "Saya rasa kalau ada inpres bisa 10 tahun," kata Jimly.
ICMI sendiri baru melakukan pencanangan Gerakan Penanaman Satu Miliar Mangrove menggandeng MPR RI. Turut dihadiri Menko Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.