Sabtu 30 Sep 2023 14:17 WIB

Kekeringan di Tasikmalaya Meluas, 13 Kecamatan Terdampak

Permintaan air bersih di Tasikmalaya, Jawa Barat, juga terus meningkat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Kekeringan di Tasikmalaya, Jawa Barat, meluas hingga ke 13 Kecamatan yang menyebabkan tingginya permintaan air bersih.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kekeringan di Tasikmalaya, Jawa Barat, meluas hingga ke 13 Kecamatan yang menyebabkan tingginya permintaan air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat dampak kekeringan makin meluas. Itu dibuktikan dengan bertambahnya wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Tasikmalaya. 

Berdasarkan data BPBD per 29 September 2023, wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di 27 desa yang ada di 13 kecamatan. Angka itu mengalami penambahan jika dibandingkan data per 22 September 2023, ketika wilayah terdampak kekeringan tersebar di 17 desa, 13 kecamatan. 

Baca Juga

"Dampak kekeringan di lapangan terus meluas. Permintaan air bersih juga terus meningkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Sapa'at, saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (30/9/2023).

Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan sekitar 172 ribu liter air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Sementara jumlah warga terdampak kekeringan telah mencapai 17.956 jiwa atau 4.934 kepala keluarga (KK).

Sapa'at menyatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya masih terus melakukan pembahasan untuk meningkatkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana kekeringan. Peningkatan status itu diperlukan agar penanganan kekeringan di lapangan jadi lebih optimal. 

"Kemarin sedang dibahas oleh Pak Sekda. Kemungkinan akan dinaikkan statusnya, jadi penanganan akan lebih optimal," kata dia.

Menurut Sapa'at, dengan status tanggap darurat, upaya penanganan bisa lebih optimal. Mengingat, saat ini operasional untuk menopang kelancaran pendistribusian mulai menipis. Sementara pendistribusian harus dilakukan ke banyak wilayah yang tersebar.

Ia mencontohkan, saat ini pengambilan air bersih untuk didistribusikan kepada warga terdampak hanya bisa dilakukan dari PDAM. Untuk pendistribusian ke wilayah selatan, air juga harus diambil dari PDAM, yang jaraknya di wilayah tengah Kabupaten Tasikmalaya. 

"Kecuali di wilayah setempat ada mata air yang bisa digunakan. Namun, rata-rata sudah pada kering semua mata air," ujar dia.

Sapa'at menambahkan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih akan berlangsung hingga Desember 2023. Artinya, dampak kekeringan kemungkinan masih akan dirasakan hingga akhir tahun ini.

"Kami sekarang memaksimalkan peralatan yang ada. Kemarin juga sudah ada bantuan tangki dari provinsi. Kami juga kerja sama dengan berbagai pihak," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement