REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah model iklim baru, daratan di dunia akan bergeser menjadi satu benua super raksasa yang tandus. Lalu jika manusia berhasil selamat fenomena ini, kita akan menjadi seperti penduduk Arrakis, planet gurun ada di film "Dune".
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di University of Bristol dan diterbitkan dalam jurnal Nature Geosciences memprediksi bahwa 250 juta tahun ke depan, benua-benua akan bergeser menjadi apa yang mereka sebut "Pangea Ultima". Istilah ini diartikan sebagai benua yang sangat panas dan tidak ramah bagi sebagian besar mamalia karena kondisi yang membentuknya.
Secara khusus, para peneliti lingkungan dan geofisika memprediksi bahwa aktivitas vulkanik dari pergeseran tektonik akan membuat sebagian besar tanah di Pangea Ultima tandus.
Seperti yang dicatat oleh University of Bristol tentang penelitian yang meresahkan ini, superkomputer pemodelan iklim termutakhir menemukan bahwa Bumi akan mengalami suhu rata-rata lebih dari 100 derajat celcius selama proses pembentukan Pangea Ultima, akibat CO2 yang dilontarkan ke atmosfer dari aktivitas gunung berapi tektonik.
Lebih buruk lagi, Matahari akan menjadi 2,5 persen lebih terang selama periode pembentukan Pangea Ultima, yang akan menyebabkan peningkatan radiasi matahari yang akan membuat keadaan menjadi lebih panas. Proses ini tidak hanya akan memusnahkan kehidupan mamalia seperti yang kita ketahui, tapi juga sebagian besar kehidupan tumbuhan.
Penulis utama studi, Alexander Farnsworth, mengatakan kepada Nature bahwa meskipun manusia mungkin bisa bertahan hidup cukup lama untuk berjalan di Pangea Ultima, mereka akan hidup seperti manusia yang digambarkan dalam serial fiksi ilmiah terkenal "Dune" karya Frank Herbert, yang menggambarkan kehidupan suku Fremen yang hidup di gurun pasir.
“Apakah manusia menjadi lebih [terspesialisasi] di lingkungan gurun, menjadi lebih aktif di malam hari, atau tinggal di dalam gua? Saya menduga jika kita bisa keluar dari planet ini dan menemukan tempat yang lebih layak huni, itu akan lebih baik,” kata Farnsworth seperti dilansir Futurism, Sabtu (30/9/2023).
Meski terdengar menakutkan, ahli geologi Jerman Hannah Davies, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa peristiwa kepunahan telah terjadi berulang kali dalam sejarah Bumi. Karenanya, pergeseran ke Pangea Ultima dipastikan akan terjadi lagi.
"Ada peristiwa kepunahan di masa lalu, dan akan ada peristiwa kepunahan di masa depan. Saya pikir kehidupan akan berhasil melewati masa ini. Ini hanya semacam periode yang suram," kata Davies, yang bekerja di Pusat Penelitian Geosains GFZ Jerman, kepada Nature.
Anehnya, pemodelan yang dilakukan oleh sekolah tersebut tidak memperhitungkan emisi karbon yang disebabkan oleh manusia.