REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Kota New York berada dalam keadaan darurat karena banjir besar sejak Jumat (29/9/2023). Banjir besar ini, diakibatkan sistem badai yang diperkirakan akan mengguyur kota dengan curah hujan hingga 8 inci (20 cm) dalam waktu 24 jam.
"Ini adalah waktu untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian," kata Wali Kota Kota New York, Eric Adams dalam sebuah konferensi pers virtual, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (30/9/2023).
Hujan lebat telah membanjiri sistem kereta lorong bawah tanah, sementara beberapa bagian dari Bandara LaGuardia telah ditutup. Banjir ini juga mengakibatkan pembatalan dan penundaan penerbangan di seluruh kota.
Penduduk kota terpadat di Amerika yang berpenduduk hampir 8,5 juta jiwa ini berada di bawah siaga banjir bandang sepanjang hari. Situasi ini menyebabkan kekacauan, terutama bagi mereka yang sedang berada di luar ruangan.
"Jika Anda berada di rumah, tetaplah di rumah. Jika Anda berada di tempat kerja atau sekolah, berlindunglah di tempat yang aman," tegas Adams.
"Jika Anda sedang berada di luar ... dan menemukan area yang tergenang air, baik di jalan raya atau stasiun kereta bawah tanah, jangan masuk."
Gubernur Negara Bagian New York Kathy Hochul mengeluarkan pernyataan darurat bersama dengan Wali Kota Adams dan mengumumkan bahwa Garda Nasional telah dikerahkan. Mereka akan bekerja membantu kru penyelamat menyelamatkan para pengendara yang terdampar dan terjebak kebanjiran di rumah-rumah mereka selama peristiwa cuaca yang mengancam jiwa ini.
"Jika orang memutuskan untuk keluar dengan kendaraan, mereka melakukannya dengan risiko mereka sendiri karena bahkan hujan setinggi 6 inci, satu kaki, mungkin terlihat tidak berbahaya, aman, tetapi itu adalah kondisi di mana kendaraan Anda dapat hanyut tersapu," kata Hochul.
"Kami kehilangan lebih banyak nyawa orang selama peristiwa banjir ... alasan orang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa banjir, lebih sering karena mereka terseret arus di dalam kendaraan mereka," ujarnya.
Para pejabat menekankan keselamatan karena hujan lebat dan banjir terus berlanjut seiring dengan upaya untuk membuat kereta bawah tanah kembali beroperasi. Sementara itu, lebih banyak bus yang ditempatkan di jalan-jalan untuk membantu para komuter kembali ke rumah.
"Kami ingin memastikan bahwa kereta bawah tanah, kereta api, sistem komunikasi kami, sistem transportasi kami dapat berfungsi dengan baik karena ada anak-anak yang menggunakan kereta bawah tanah untuk pulang dari sekolah, dan orang-orang harus dapat mengetahui apakah mereka dapat pulang dari tempat kerja," kata Hochul.
"Jadi, itu adalah prioritas nomor satu, untuk memastikan kereta bawah tanah dan sistem kereta api kami aman," ujarnya.
Sistem badai diperkirakan akan melayang di atas New York City selama sekitar 20 jam dan para pejabat memperingatkan penduduk untuk tidak tertipu oleh jeda cerah yang hanya sebentar dalam rentang cuaca buruk.
"Ini adalah kondisi cuaca yang berbahaya dan belum berakhir dan saya tidak ingin jeda-jeda dalam hujan lebat itu memberi kesan bahwa ini sudah berakhir. Padahal tidak," kata Adams.