REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mendorong adanya penguatan di sektor bisnis UMKM, khususnya di bidang pangan. Upaya ini penting agar UMKM dapat berperan penting dalam menumbuhkan industri lokal yang berdampak kepada ketahanan pangan.
Ketua Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa terdapat korelasi antara keberadaan UMKM dengan upaya mewujudkan Indonesia dalam agenda ketahanan pangan. Roy pun mengungkap sejumlah aspek yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Pertama, dia mendorong persepektif dan korelasi UMKM dengan untuk adanya sensus ekonomi kluster ekonomi UMKM.
"Kita sudah lakukan sensus penduduk, tapi belum pernah ada sensus UMKM. Itu perlu dijabarkan siapa yang sebenarnya UMKM. Nah bagaimana sensus ekonomi kluster UMKM ini menuju satu data Indonesia," kata Roy, dalam talkshow Rakernas IV PDIP bertajuk 'UMKM Kuliner dan Kedaulatan Pangan' yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Roy mengatakan, sensus ekonomi kluster UMKM ini sangat penting diterapkan di Indonesia. Program-program yang nantinya akan berkembang tentunya ini dapat diwujudkan karena sudah terdapat data yang akurat, tepat dan sesuai.
Aspek lain yang dibutuhkan, kata dia, adalah keberadaan bank UMKM di Indonesia. Hal ini dinilai penting untuk menumbuhkan daya saing pelaku UMKM itu sendiri dalam memajukan produk yang ditawarkan.
Selain itu, diperlukan adanya integrasi industri dengan pergudangan. Roy melihat, saat ini banyak sekali pergudangan di Indonesia yang belum terintegrasi dengan produk-produk UMKM lokal. Roy menyarankan juga untuk adanya pemberdayaan digitalisasi yang dilakukan secara menyeluruh.
"(Kemudian) sinergi dan kolaborasi pentahelix. Ada akademisi di sini tentunya, ada pemerintah, pelaku usaha, dan sebagainya," pungkasnya.
Untuk diketahui, tema Rakernas IV PDI Perjuangan yang diangkat adalah 'Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia' dengan sub tema 'Pangan Sebagai Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia'.