REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekosistem teknologi global sedang menghadapi tantangan besar yang dikenal sebagai Tech Winter. Fenomena ini mengacu pada periode penurunan investasi dan ketidakpastian yang dapat mengancam pertumbuhan industri teknologi.
Menghadapi tantangan ini, Digiasia Bios melalui posisinya sebagai perusahaan Embedded Finance as a Service (EFaaS), menghadirkan solusi inovatif dan turut mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia. Saat ini tantangan Tech Winter membuat perusahaan teknologi dan startup digital di Indonesia dihadapkan pada tugas penting untuk menciptakan keunikan, meminimalkan persaingan, serta menjadi lebih bijak dalam pengelolaan keuangan mereka.
Di luar itu, perusahaan juga memerlukan dukungan dalam berbagai aspek, seperti pemerataan digitalisasi, penguatan fundamental bisnis, peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta penerapan kerangka environmental social, governance.
Pendiri Digiasia Bios, Alexander Rusli mengungkapkan, sebagai perusahaan EFaaS pertama di Indonesia, memiliki misi untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.
"Hal ini kami lakukan agar mitra kami dapat mengembangkan strategi perusahaan yang kokoh dapat bertahan dalam persaingan yang ketat," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Digiasia Bios, yang didirikan pada 2017 oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn, memiliki ambisi besar untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan teknologi yang dimilikinya. Sebagai EFaaS, Digiasia Bios berfungsi sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital utama: platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan berlisensi, dan jaringan retail offline. Teknologi penghubung ini memungkinkan pengguna SaaS untuk mengakses transaksi keuangan mereka dengan mulus dan inovatif tanpa meninggalkan aplikasi asalnya.
"Dari keempat lisensi teknologi yang dimiliki, yaitu KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBos, kami memungkinkan para mitra untuk membangun sistem konstruksi mandiri atas aplikasi/ platform keuangan/ fintech yang sudah mereka miliki. Kami ingin membantu para mitra menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka,” tambah Alex.
Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, Digiasia Bios telah menghadirkan portal integrasi layanan keuangan, termasuk layanan pembayaran bagi konsumen dan B2B, sistem point of sale lending, pinjaman B2B, serta layanan perbankan (CASA). Pada masa depan, Digiasia Bios akan terus memperluas portofolio layanan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem digital Indonesia.
“Dengan visi dan inovasi yang kami miliki, menunjukkan bahwa dalam menghadapi Tech Winter, Indonesia memiliki kekuatan untuk memimpin transformasi digital dan memperkuat ekosistem bisnis digitalnya. Konsep bisnis EFaaS membuka peluang besar dalam perjalanan ini, mendukung pertumbuhan bisnis digital yang berkelanjutan, serta memastikan inklusi keuangan bagi semua warga negara Indonesia,” tutur Alex.