REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komando Pusat Amerika Serikat (AS) mengatakan pasukannya menggelar penyerbuan dengan helikopter di Suriah utara pada 28 September. Dalam pernyataannya Komando Pusat mengatakan dalam operasi itu pasukan AS menangkap seorang fasilitator ISIS, Mamduh Ibrahim al-Haji Syaikh.
Pekan lalu, pasukan Komando Pusat mengatakan mereka menangkap pejabat Operasional dan Fasilitasi ISIS Suriah Abu Halil al-Fad'ani. Ia diduga memiliki hubungan dengan jaringan ISIS di wilayah tersebut.
Penangkapan al-Fad'ani dilakukan dalam sebuah penggerebekan pada 25 September. Dalam pernyataanya Sabtu (30/9/2023) Komando Pusat AS mengatakan tidak ada ada warga sipil yang terluka atau terbunuh dalam kedua operasi tersebut.
AS sudah memerangi ISIS di Suriah sejak tahun 2014, ketika AS mulai melakukan serangan udara terhadap ISIS. Pada tahun 2015, AS juga mengerahkan pasukan darat ke Suriah untuk mendukung milisi pimpinan Kurdi yang memerangi ISIS.
Kehadiran militer AS di Suriah menjadi kontroversi, beberapa pihak mengatakan pengiriman pasukan itu ilegal dan kontraproduktif. Namun, pemerintah AS membela intervensinya, dengan alasan intervensi ini diperlukan untuk mengalahkan ISIS dan melindungi kepentingan AS di wilayah tersebut.
Kegiatan militer AS di Suriah fokus pada tiga area utama: serangan udara, dukungan darat, dan pelatihan.
Serangan udara
AS melakukan ribuan serangan udara di Suriah terhadap target-target ISIS. Serangan udara menghancurkan benteng-benteng pertahanan ISIS, menewaskan para pejuang ISIS, dan mengganggu operasi ISIS.
Dukungan darat
AS juga memberikan dukungan darat kepada milisi pimpinan Kurdi yang memerangi ISIS. Dukungan ini termasuk tembakan artileri, dukungan kendaraan lapis baja, dan dukungan udara.
Pelatihan
AS juga melatih para pejuang oposisi Suriah untuk melawan ISIS. Para pejuang ini dilatih dalam berbagai keterampilan, termasuk taktik infanteri, penanganan senjata, dan penjinakan bahan peledak.
Intervensi militer AS di Suriah memberikan dampak yang signifikan terhadap perang melawan ISIS. Serangan udara AS sangat efektif dalam membunuh pejuang ISIS dan mengganggu operasi ISIS. Dukungan darat AS juga sangat penting bagi keberhasilan milisi yang dipimpin Kurdi dalam memerangi ISIS.