Ahad 01 Oct 2023 18:52 WIB

PBNU Yakin Ekonomi Syariah Indonesia Semakin Maju di Bawah Kepemimpinan Erick Thohir

Erick Thohir terpilih kembali memimpin Masyarakat Ekonomi Syariah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode bakti 2023-2025 Erick Thohir  saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional VI, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tahun 2023 di Jakarta, Ahad (1/10/2023).
Foto: Republika/Dian Fath Risalah
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode bakti 2023-2025 Erick Thohir saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional VI, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tahun 2023 di Jakarta, Ahad (1/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyampaikan, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang baik secara bertahap.

"Kita melihat bagus dan semakin berkembang baik secara bertahap. Tentu diharapkan Indonesia akan menjadi pusat ekonomi syariah Islam terbesar di dunia," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (1/10/2023).

Baca Juga

Hal tersebut, kata Gus Fahrur, karena di Indonesia terdapat pasar yang sangat besar dan terdapat pula sektor riil ekonomi syariah yang sudah berjalan dengan baik sesuai aturan syariah.

"Kita berharap ekonomi syariah Indonesia semakin maju di bawah kepemimpinan Pak Erick Thohir. Potensi pasar perbankan dan ekonomi syariah Indonesia masih sangat terbuka lebar," tuturnya.

Menurut Gus Fahrur, dengan ratusan juta penduduk Muslim potensial yang belum memiliki rekening di bank, maka masa depan bank syariah Indonesia diyakini sangat cerah dan bisa masuk dalam jajaran pusat industri ekonomi syariah tingkat dunia.

"Kita juga mengucapkan selamat bekerja kepada Pak Erick Thohir. Maju terus ekonomi syariah Indonesia," ujarnya.

Erick Thohir kembali terpilih sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode bakti 2023-2025. Erick optimistis target perbankan syariah tumbuh hingga 25 persen dapat tercapai. Untuk mewujudkan mimpi tersebut perlu didukung dengan memperbanyak jumlah bank syariah di Indonesia.

"Mungkin (mencapai target 25 persen) makanya kita dorong dulu itu kebijakan bank internasional kalau bisa untuk memisahkan unit usaha syariah (UUS) dan bank konvensionalnya. Sehingga tidak banyak sayap. Kalau dipisahkan akan banyak bank syariah jadinya kan ada persaingan lebih terbuka. Ini yang kita dorong," ujarnya.

Erick mendorong agar lebih banyak lagi unit usaha syariah (UUS) memisahkan diri dari bank induknya dan segera membentuk bank umum syariah (BUS). Langkah ini perlu dilakukan agar perbankan syariah tidak hanya dimonopoli oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement