Ahad 01 Oct 2023 23:24 WIB

Suhu Tidur Ideal Bagi Orang Dewasa, Menurut Penelitian

Suhu tidur di bawah 21 derajat celcius, biasanya 20 derajat adalah ideal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Lida Puspaningtyas
Mahasiswa tertidur saat menyimak paparan kuliah kebangsaan yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023). Kuliah kebangsaan tersebut bertajuk Hendak Ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mahasiswa tertidur saat menyimak paparan kuliah kebangsaan yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023). Kuliah kebangsaan tersebut bertajuk Hendak Ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu yang lebih dingin umumnya direkomendasikan untuk tidur. Namun sebuah studi baru menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua, mungkin lebih baik tidur dalam kondisi lebih hangat.

Sebelumnya National Sleep Foundation merekomendasikan suhu ruangan ideal antara 60 dan 67 derajat Fahrenheit (19,44 celcius) untuk tidur. Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science of The Total Environment menemukan bahwa suhu tersebut mungkin bukan suhu terbaik untuk semua orang.

Penelitian menunjukkan bahwa orang lanjut usia, tidur paling nyenyak di lingkungan yang lebih hangat, khususnya pada suhu berkisar antara 20 hingga 25 derajat celcius. Untuk mengumpulkan data ini, 50 peserta penelitian memakai monitor tidur yang melacak kegelisahan, durasi tidur, dan efisiensi tidur.  Sensor lingkungan memantau suhu kamar peserta.

Menurut Washington Post, penelitian ini terdiri atas orang-orang berusia di atas 65 tahun yang dipantau selama 12 bulan pada periode waktu tertentu, dari Oktober 2021 hingga Februari 2023. Secara keseluruhan, penelitian ini terdiri dari 11.000 malam tidur.

Tetapi studi memiliki beberapa keterbatasan, hanya mencakup orang-orang di wilayah Boston. Namun para ahli mengatakan kepada HuffPost bahwa penelitian ini tetap punya esensi manfaatnya.

“Saya pikir temuan artikel ini patut diperhatikan, bahkan dengan ukuran sampel yang kecil,” karena para peneliti secara objektif mengukur suhu ruangan dan mengikuti subjek dari waktu ke waktu, kata Phil Gehrman, seorang profesor psikologi klinis di bidang psikiatri di Rumah Sakit University of Pennsylvania, yang tidak berafiliasi dengan penelitian ini.

Namun, dia mencatat bahwa tidak banyak penelitian lain yang menggarisbawahi temuan penelitian tersebut. Ini berarti masih banyak yang perlu dilakukan untuk membuat kesimpulan yang pasti.

Studi tersebut menekankan bahwa suhu tidur ideal bervariasi dari orang ke orang. Preferensi individu mungkin merupakan faktor penentu terbesar.

“Hasil ini menyoroti potensi untuk meningkatkan kualitas tidur pada orang lanjut usia dengan mengoptimalkan lingkungan termal di rumah dan menekankan pentingnya penyesuaian suhu yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan dan keadaan individu,” kata Amir Baniassadi, peneliti utama studi tersebut, dalam siaran persnya.

Dengan kata lain, beberapa orang mungkin kepanasan dan berkeringat di ruangan bersuhu 25 derajat celcius pada malam hari, sementara yang lain mungkin merasa sangat iseal. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian, ada banyak variabilitas dari orang ke orang dalam hal suhu ideal untuk tidur. Gehrman mendorong orang untuk bereksperimen dengan suhu ruangan yang berbeda untuk menemukan suhu yang cocok bagi masing-masing.

Rafael Pelayo, seorang profesor klinis psikiatri dan ilmu perilaku serta pengobatan tidur di Stanford  University, dan penulis “How To Sleep,” menambahkan bahwa suhu ideal juga bisa disebabkan oleh kesehatan seseorang. Kelompok orang tertentu, seperti penderita sleep apnea dan orang yang mengalami menopause, cenderung tidur dalam keadaan hangat. 

Secara umum, Pelayo merekomendasikan suhu tidur di bawah 21 derajat celcius, biasanya 20 derajat.

Selain tidur, seseorang juga dapat menggunakan tes satu pekan untuk perubahan kebersihan tidur lainnya. Beberapa orang mungkin memerlukan lebih banyak dukungan daripada sekadar perubahan suhu ruangan untuk mendapatkan tidur yang lebih baik.

Tentu saja, penting untuk diingat bahwa jika seseorang memiliki masalah tidur kronis, menyesuaikan suhu ruangan saja mungkin tidak akan cukup untuk membantu mereka tidur lebih nyenyak, namun ini bisa menjadi bagian dari solusi. Gehrman menjelaskan b agi orang-orang dengan masalah tidur kronis seperti insomnia dan sleep apnea, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi tidur masing-masing.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement