REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Angka pengangguran di Kota Bandung, Jawa Barat, diharapkan bisa terus ditekan. Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung mengupayakan sejumlah cara untuk menekan angka pengangguran ini.
Tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung pada 2021 dilaporkan mencapai 11,45 persen dari total penduduk. Pada 2022, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), persentasenya menurun. Dilaporkan masih ada lebih dari 100 ribu pengangguran di Kota Bandung. “Angka pengangguran (pada 2022) 9,55 persen,” kata Kepala Disnaker Kota Bandung Andri Darusman.
Menurut Andri, kondisi pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang menambah angka pengangguran. Dalam upaya menekan pengangguran ini, kata dia, salah satu upaya Disnaker Kota Bandung menggelar bursa kerja.
Angka pengangguran ini menjadi sorotan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bandung. Ketua KNPI Kota Bandung Muhammad Edwin Khadafi menilai, angka pengangguran masih terbilang tinggi. Apalagi, kata dia, banyak yang merupakan kalangan generasi muda.
Sebagai upaya menekan angka pengangguran ini, Edwin mendorong optimalisasi potensi ekonomi digital. “Hari ini berkembang teknologi informasi di era digital. Kita harus bisa mengoptimalkan digitalisasi untuk ikut menekan pengangguran,” kata dia.
Terkait hal itu, KNPI Kota Bandung menggelar agenda bincang-bincang bertajuk “Peran Sentral Transformasi Digital Tahun 2023” di Kota Bandung pada Jumat (29/9/2023). Menurut Edwin, generasi muda dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital ini untuk membuka atau mengembangkan usaha. Kini untuk usaha tidak harus memiliki toko secara fisik.
Edwin mengatakan, perkembangan dunia digital dapat membuka peluang wirausaha. Dengan semakin banyaknya wirausaha, yang juga memanfaatkan teknologi digital, diharapkan dapat membantu menekan angka pengangguran. “Ini kewirausahaan harus didorong menghadirkan industri-industri baru yang menyerap lapangan kerja pada akhirnya,” ujar dia.