REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Paman Nabi Muhammad ﷺ, Abu Thalib mulai sering mengalami sakit, semakin lama semakin berat. Akhirnya beliau meninggal pada bulan Rajab tahun 10 kenabian, setelah enam bulan dari peristiwa pemboikotan.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa ketika beliau sekarat, Rasulullah ﷺ datang menghampirinya, saat itu ada Abu Jahal di sisinya.
Rasulullah ﷺ berkata :
“Wahai pamanku, ucapkan : Laa Ilaaha Illallah, kalimat yang dapat aku gunakan untuk membelamu di sisi Allah”.
Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata :
“Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muththalib?”.
Berulang-ulang mereka katakan itu, hingga akhir ucapan Abu Thalib adalah: “Saya tetap berada di dalam agama Abdul Muththollib”.
Mendengar itu Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku akan mintakan ampunan untukmu, selagi aku tidak dilarang dalam hal itu”.
Lalu turunlah ayat Allah Ta'ala :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka jahannam" (QS. At-Taubah ayat 113)
Allah juga menurunkan ayat-Nya :
اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi tapi Allah memberi petunjuk kepada yang Dia kehendaki” (QS. al Qhashash ayat 56)
Demikianlah, Abu Thalib mati tetap dalam kekafirannya, meskipun selama hidupnya dia selalu membela dan melindungi Rasulullah ﷺ.