REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua kerap memutar otak saat menyajikan makanan sehat untuk anak mereka. Selain karena banyak godaan makanan kurang sehat, kebiasaan di rumah bisa menjadi penyebab anak malas memilih makanan sehat.
Namun tidak ada kata menyerah untuk kebaikan anak maupun keluarga. Berikut beberapa ide yang bisa dicoba agar anak disiplin mengonsumsi makanan sehat, seperti dilansir dari laman Eating Well, Senin (2/10/2023).
1. Gunakan panduan
Usahakan untuk membuat setengah dari piring mereka berupa buah-buahan dan sayur-sayuran. Kemudian seperempat biji-bijian seperti roti atau pasta gandum utuh, dan seperempat protein seperti telur, daging, keju, kacang-kacangan atau kacang-kacangan. Di Indonesia, ada panduan ISI Piringku, terdiri atas karbohidrat, protein, buah dan sayur.
2. Tawarkan variasi
Ingatlah bahwa tugas sebagai orang tua adalah menawarkan makanan yang bervariasi, dan anak bertugas memakannya.
3. Libatkan anak dalam memasak
Sebuah studi tahun 2018 di Appetite menemukan bahwa ketika anak-anak dilibatkan dalam menyiapkan makanan, mereka cenderung makan lebih banyak. Hal ini mencakup makanan sehat dan tidak sehat.
4. Sajikan makanan ala keluarga
Dengan cara ini, anak-anak dapat memilih apa dan berapa banyak yang ingin mereka makan dari makanan di meja, menurut rekomendasi Emma Fogt, pemilik The Biome Kitchen.
“Selalu sediakan satu makanan di atas meja yang disukai oleh anak dengan batasan. Anak itu mungkin makan banyak roti, tapi Anda juga akan menyediakan makanan lain di meja untuk mereka coba,” kata dia.
5. Jadilah teladan pola makan sehat
Anak-anak memperhatikan setiap gerakan orang tua. Duduklah bersama anak-anak, nikmati camilan dan makanan sehat, jadikan waktu makan menyenangkan dan santai.
Orang tua perlu melepaskan perasaan yang membebani terkait memberi makan anak. Anak-anak yang dipaksa makan makanan tertentu saat kecil bisa saja tumbuh menjadi tidak menyukai atau menghindari makanan tersebut saat dewasa.
Jadi, orang tua perlu tetap tenang, sabar dan konsisten. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Cari bantuan, baik itu ahli diet terdaftar, psikolog anak, dokter anak, hingga spesialis makanan jika memang diperlukan.