Senin 02 Oct 2023 17:28 WIB

Jadi Ketua Umum MES, Ini PR untuk Erick Thohir

Untuk meningkatan literasi masyarakat, menurutnya, memang tidak mudah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali terpilih menjadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periodik 2023-2025 dalam Musyawarah Nasional ke-VI MES yang diselenggarakan di Gedung Plaza Mandiri Jakarta, Ahad (1/1/2023) kemarin. Penetapan Erick Thohir sebagai Ketua Umum MES melalui keputusan rapat sembilan anggota tim formatur yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin selaku Ketua Dewan Pembina PP MES.

Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Universitas Indonesia, Rahmatina Awaliah Kasri memberikan selamat atas terpilihnya kembali Erick Thohir. Menurutnya, banyak pekerjaan rumah yang menanti Erick di kepemimpinannya yang kedua ini.

Baca Juga

"Kami mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya kembali Pak Erick Thohir sebagai Ketua MES 2023-2028. Masih banyak PR ekonomi syariah yang harus diselesaikan, mulai dari masih rendahnya literasi eksyar , inklusi/adopsi produk keuangan syariah, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas SDM, kolaborasi/koordinasi belum optimal, regulasi, dan mungkin juga keberpihakan pemerintah yang masih belum sesuai harapan," ujarnya kepada Republika, Senin (2/10/2023).

Sementara untuk meningkatan literasi masyarakat, menurutnya memang tidak mudah dan butuh waktu yang tidak singkat. Sebenarnya, saat ini sudah banyak kegiatan edukasi atau literasi yang dilakukan mulai dari pendidikan, training, seminar, dan lain-lain.

"Mungkin harus lebih masif, terstruktur, dan inovatif serta inklusif formatnya. Serta kalau bisa diintegrasikan dengan sistem pendidikan nasional dan didukung lebih kuat oleh pemerintah pusat dan daerah," ucapnya.

Usai dilantik kemarin, Erick berkomitmen untuk menghadirkan ekosistem “Rumah Syariah”. Melalui peningkatan dan perluasan akses kepemilikan rumah atau hunian bagi guru, pengajar, perawat, dan golongan masyarakat yang kurang mampu lainnya, terutama kalangan milenial dengan skema syariah. 

“Saya berharap ini menjadi catatan besar, yang ingin membuat perbaikan itu. Kita harus punya rumah syariah. Di rumah itu kita bisa menyusun program dan sistem, tim dan database. Hal ini untuk mendukung kehadiran kebijakan yang nyata,” ungkap Erick. 

Erick juga berkomitmen mendorong kebijakan yang dapat mengekspansi produk keuangan syariah untuk masuk ranah global. Sebagai catatan, Erick menyebutkan bahwa saat ini, BSI telah masuk sebagai 12 bank syariah terbesar di dunia. 

“Keberpihakan menjadi keharusan. Kita tidak ingin ekonomi kita terus tumbuh tapi kesenjangan terus terjadi. Di situlah kita (MES) hadir di tengah masyarakat untuk menjadi solusi,” kata Erick. 

Erick menegaskan komitmennya memperluas dan mempermudah aksesibilitas pengusaha daerah terhadap pendanaan dalam pengembangan usaha. Hal inilah yang akan ditawarkan MES untuk lima tahun ke depan. 

Erick juga mengajak semua pihak untuk bersama MES menghadirkan program-program kolaboratif yang dapat menguatkan peran ekonomi syariah dalam mewujudkan kesejahteraan umat, meningkatkan kualitas dan kapasitas usaha halal, dan mendorong ekosistem halal yang berdaya saing di tingkat global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement