Senin 02 Oct 2023 18:56 WIB

Bangga, Ada Program Khusus Film Indonesia di Busan International Film Festival 2023

Di BIFF, ada 15 film Indonesia yang akan ditayangkan, 2 di antaranya bekompetisi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Tim produksi film 24 Jam Bersama Gaspar dan Ali Topan dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023). Kedua film produksi Visinema Pictures itu akan ikut berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) 2023.
Foto: Republika/Gumanti
Tim produksi film 24 Jam Bersama Gaspar dan Ali Topan dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023). Kedua film produksi Visinema Pictures itu akan ikut berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu festival film bergengsi dan terbesar di Asia, Busan International Film Festival (BIFF), membuat program khusus yang berfokus pada film Indonesia. Program tersebut bertajuk "Renaissance of Indonesian Cinema". 

Di BIFF 2023, ada 15 judul karya sineas Indonesia yang akan ikut tayang di program fokus sinema Indonesia "Renaissance of Indonesian Cinema". Dari 15 itu, terdiri atas film pendek, film panjang, dan serial. 

Baca Juga

Sementara itu, ada dua film Indonesia yang masuk di program kompetisi, terdiri dari satu film panjang dan satu film pendek yakni film panjang karya Yosep Anggi Noen berjudul 24 Jam Bersama Gaspar berkompetisi di program Jiseok dan film pendek berjudul The Rootless Bloom (Rein Maychaelson) berkompetisi di Wide Angle.

Tiga film panjang yakni Sara (Ismail Basbeth), Ali Topan (Sidharta Tata), dan Women from Rote Island (Jeremias Nyangoen) tayang di program A Window on Asian Cinema. Sementara film dan serial yang akan tayang di program Renaissance of Indonesian Cinema adalah serial “Gadis Kretek” (Kamila Andini & Ifa Isfansyah), film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (Khozy Rizal), Dancing Colors (M Reza Fahriyansyah), Laut Memanggilku (Tumpal Tampubolon), Vania on Lima Street (Bayu Prihantoro Filemon), Where The Wild Frangipanis Grow (Nirartha Bas Diwangkara), film panjang 24 Jam Bersama Gaspar (Yosep Anggi Noen), Sara (Ismail Basbeth), Perempuan Tanah Jahanam (Joko Anwar), Posesif (Edwin), Ziarah (BW Purbanegara), dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan beberapa tahun terakhir kementeriannya bekerja sama dengan pelaku film Indonesia. Tujuannya untuk membangun strategi dan ekosistem yang layak untuk mendukung prestasi dan kehadiran film maker dan karya-karya Indonesia di panggung dunia.

“Berbagai upaya fundamental telah kami lakukan untuk meningkatkan kualitas ekosistem perfilman. Misalnya, ada fasilitasi beasiswa non-degree bagi pelaku perfilman dan Dana Indonesiana yang saya luncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-18, kini terbuka untuk dana padanan ko-produksi film internasional,” kata Nadiem.

Tim delegasi Indonesia yang akan berangkat ke BIFF 2023 terdiri dari sineas, panitia, pemerintah, dan media yang berjumlah 50 orang akan mendapat travel grant sebagai bentuk fasilitasi dari Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media (PMM). BIFF diselenggarakan pada 4-13 Oktober 2023 di Busan, Korea Selatan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement