Selasa 03 Oct 2023 03:12 WIB

Perbuatan Abu Bakar yang Membuat Nabi Muhammad Marah

Abu Bakar merupakan sahabat Nabi Muhammad yang sangat setia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Bakar adalah salah satu sahabat yang selalu dekat dengan Rasulullah SAW dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Dia termasuk ke dalam assabiqunal awwalun atau golongan orang yang pertama memeluk Islam.

Abu Bakar termasuk salah satu dari empat khulafa' ar-Rasyidin, yang merupakan pemimpin utama umat Islam setelah kewafatan Nabi Muhammad. Abu Bakar juga dikenal dengan sebutan "Abu Bakar as-Siddiq" karena selalu membenarkan dan mempercayai Rasulullah SAW.

Baca Juga

Namun, suatu waktu, Rasulullah pernah tidak menyukai apa yang dilakukan sahabatnya yang satu ini. Bahkan, beliau sampai marah kepada Abu Bakar. Apa itu? 

Diceritakan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama Abu Bakar. Tiba-tiba muncul seseorang yang mencela Abu Bakar. 

Menyaksikan tingkah orang itu, Rasulullah hanya diam dan tersenyum. Namun, Abu Bakar merasa jengkel dan kesal mendengar celaan orang itu, sehingga ia pun balas mencelanya. 

Namun,  Rasulullah justru tidak menyukai kelakuan Abu Bakar. Beliau bangkit berdiri dan merengkuh pundak Abu Bakar dengan raut muka yang menampakkan kemarahan. 

Tentu saja Abu Bakar merasa heran dan bertanya, "Ya Rasul ketika orang itu mencelaku kau tetap duduk dan diam, namun ketika aku membantah celaannya mengapaq engkau tanpak marah dan berdiri?".

Rasulullah SAW menjelaskan, "Ketika kau diam tidak membalas, ada malaikat yang menyertaimu dan ialah yang membantah celaan orang itu. Namun ketika kau mulai membantahnya, malaikat itu pergi dan yang datang adalah setan."

Abu Bakar terdiam mendengar penjelasan Rasulullah. Kemudian beliau melanjutkan,

"Hai Abu Bakar ada tiga hal yang semuanya benar. Pertama, ketika seseorang hamba dizalimi kemudian ia memaafkannya karena Allah, niscaya Allah akan memuliakannya dengan pertolongan-Nya. Kedua, ketika seorang hamba memberi sedekah dan menginginkan kebaikan, Allah akan menambah banyak hartanya. Ketiga, ketika seorang hamba meminta harta kepada manusia untuk memperbanyak hartanya, niscaya Allah tambahkan kepadanya kekurangan."

Dari cerita di atas dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW melarang umatnya untuk tidak mudah tersulut emosi dan marah. Dalam kesempatan lain, beliau juga bersabda, "Jika engkau marah, diamlah. Jika engkau marah, diamlah. Jika engkau marah, diamlah."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement