REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah berupaya mengantisipasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo yang sering terjadi saat musim kemarau.
Kepala Bidang Penataan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta, Budiyono mengatakan, salah satu yang dilakukan berupa pengawasan. Ia menegaskan untuk pengawasan kaitannya dengan kualitas anak Sungai Bengawan Solo.
Setidaknya, ada enam anak Sungai Bengawan Solo yang dipantau terkait dengan tingkat pencemaran. Antara lain Sungai Premulung, Pepe, dan Kalianyar. "Kami melakukan pengawasan di dua titik untuk setiap sungainya, yakni di hulu dan hilir," ujarnya.
Ia mengatakan dari hasil pengawasan untuk anak Sungai Bengawan Solo saat ini termasuk tercemar ringan. Meski demikian, pihaknya terus melakukan pengendalian pencemaran.
"Kami melakukan pembinaan, termasuk industri kecil, itu yang kami prioritaskan karena industri kecil secara finansial kemampuannya terbatas sehingga perlu dilakukan pembinaan," katanya.
Ia mengatakan untuk pengolahan limbah, industri kecil memanfaatkan instalasi pengolahan air limbah (ipal) komunal.
Menurut dia, seperti di Kecamatan Laweyan ada ipal komunal untuk industri batik yang mengaver sebanyak 13 industri. "Kemudian ada di Sondakan yang mengaver sembilan industri kecil," katanya.
Selain industri kecil, dikatakannya, pengawasan juga menyasar pada industri menengah ke atas karena kelompok industri ini sudah memiliki persetujuan lingkungan.
"Dengan demikian penegakan lebih mudah. Kalau industri kecil yang secara modal masih industri mikro, pemerintah memfasilitasi. Kami usulkan dana bantuan," ungkap dia.