Selasa 03 Oct 2023 07:49 WIB

Ditutup Hampir Satu Dekade, Suriah Buka Kembali Kedutaannya di Arab Saudi

Suriah telah diterima kembali sebagai anggota Liga Arab pada Mei lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Foto selebaran yang disediakan oleh Saudi Press Agency (SPA) menunjukkan Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) bertemu dengan Wakil Gubernur Wilayah Makkah Arab Saudi, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud (kanan), pada malam KTT Liga Arab, di Bandara Internasional King Abdulaziz, di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (18/5/2023).
Foto: EPA-EFE/SAUDI PRESS AGENCY HANDOUT
Foto selebaran yang disediakan oleh Saudi Press Agency (SPA) menunjukkan Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) bertemu dengan Wakil Gubernur Wilayah Makkah Arab Saudi, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud (kanan), pada malam KTT Liga Arab, di Bandara Internasional King Abdulaziz, di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (18/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Suriah telah membuka kembali kedutaan besarnya di Riyadh, Arab Saudi, setelah ditutup sejak 2014. Damaskus diketahui telah diterima kembali sebagai anggota Liga Arab pada Mei lalu.

Surat kabar Suriah, Al-Watan, dalam laporannya mengungkapkan, Konsul Ihsan Raman telah tiba di Kedutaan Besar (Kedubes) Suriah di Riyadh pada Sabtu (30/9/2023) pekan lalu. Raman disebut akan memulai kembali pekerjaan diplomatik Suriah. Laporan Al-Watan tersebut dikutip laman Middle East Monitor pada Senin (2/9/2023).

Baca Juga

Raman mengatakan, Kedubes Suriah di Riyadh mewakili rumah bagi semua warga Suriah di Saudi. Raman berjanji kedubes akan memberikan layanan konsuler terbaik bagi warga Suriah di sana. Khususnya memberikan paspor kepada mereka yang masa berlaku paspornya telah habis.

Negara anggota Liga Arab telah sepakat merangkul kembali Suriah sebagai anggota pada Mei lalu. Keanggotaan Damaskus di organisasi tersebut diketahui telah ditangguhkan sejak Suriah menghadapi konflik sipil pada 2011.

Kendati telah diterima kembali sebagai anggota, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menjelaskan, hal itu tak berarti semua negara anggota Liga Arab bersedia menormalisasi hubungan dengan Suriah. "Pemulihan kembali (keanggotaan) Suriah tidak berarti normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Suriah," ucapnya kepada awak media di Kairo, Mesir, 7 Mei 2023 lalu.

Dia mengatakan, Liga Arab tidak bisa mencampuri urusan normalisasi hubungan dengan Damaskus. “Ini adalah keputusan berdaulat yang harus dibuat oleh masing-masing negara,” ujar Aboul Gheit.

Qatar adalah salah satu negara yang masih menolak melakukan normalisasi hubungan dengan Suriah. Sementara Saudi menjalin kembali hubungan dengan Damaskus sejak Mei lalu.

Ketika konflik di Suriah pecah pada 2011, Liga Arab memutuskan mendepak Damaskus sebagai anggota. Liga Arab mengecam pemerintahan Presiden Bashar al-Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Suriah dikucilkan oleh dunia Arab.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement