Selasa 03 Oct 2023 08:51 WIB

AS Khawatir Ukraina Kalah

Rusia melakukan tekanan militer secara bertahap

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan setidaknya dua orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan
Foto: AP
Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan setidaknya dua orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan pejabat intelijen Amerika Serikat yang kini bertugas sebagai Inspektur pengawasan senjata di PBB, Scott Ritter, khawatir Ukraina kalah. Apalagi, Rusia secara bertahap meningkatkan tekanan operasi militernya di medan perang.

Menurut dia, Rusia dapat dengan mudah memaksa rezim Kiev untuk menyerah, dengan melakukan tekanan militer secara bertahap daripada terlibat dalam operasi tempur aktif. Tekanan bertahap ini, menurut Ritter, bukan untuk membekukan konflik, tetapi untuk terus memberikan tekanan pada Kiev secara militer.

Baca Juga

"Rusia terus memberikan tekanan secara bertahap kepada Ukraina dan mencoba memprovokasi keruntuhan politik (rezim Kiev)," kata Ritter kepada penulis militer, Cyrus Janssen pada Ahad (1/10/2023) dilansir dari TASS.

Sementara itu, pasukan Rusia telah memukul mundur empat serangan kelompok penyerang pertahanan teritorial Ukraina di dekat Priyutnoye di Wilayah Zaporozhye selama satu hari terakhir, kata Kementerian Pertahanan Rusia.

"Di daerah Donetsk selatan, unit-unit dari kelompok tempur Timur menangkis empat serangan kelompok penyerang brigade pertahanan teritorial ke-128 di dekat pemukiman Priyutnoye di Wilayah Zaporozhye," dalam keterangan Kementerian Pertahanan Rusia.

Serangan pesawat tempur, tembakan artileri dan sistem penyembur api berat menghantam pasukan dan perangkat keras militer dari brigade infanteri mekanis ke-72, brigade infanteri bermotor ke-58 tentara Ukraina. Serangan itu juga menghantam brigade pertahanan teritorial ke-127 Ukraina di wilayah Ugledar, Novomikhailovka dan Urozhaynoye di Republik Rakyat Donetsk.

Menurut kementerian, pihak Kiev kehilangan hingga 35 prajurit dan dua kendaraan di daerah itu. Dalam tembakan balasan, sebuah howitzer FH70 buatan Inggris, dua senjata D-20, dan sistem roket peluncur ganda Grad hancur terkena tembakan, tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement