Selasa 03 Oct 2023 11:11 WIB

BI: Inflasi September 2023 Tetap Terjaga

Inflasi yang terjaga jadi hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter dan sinergi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan inflasi pada September 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2023 tercatat sebesar 0,19 persen sehingga secara tahunan menjadi 2,28 persen yang lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,27 persen.  

"Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga

Dengan perkembangan tersebut, Erwin menegaskan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran tiga pelus minus satu persen pada 2023. Lalu inflasi dapat mencapai 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada September 2023 tercatat sebesar 0,12 persen secara bulanan. Angka tersebut relatif stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen secara bulanan.

Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi tarif pulsa ponsel dan biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi. Secara tahunan, inflasi inti September 2023 tercatat sebesar dua persen secara tahunan lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,18 persen secara tahunan.

Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada September 2023 mencatat inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan. Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,51 persen secara bulanan.

Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas beras dan daging sapi. Sementara itu, peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi telur ayam ras, aneka bawang, dan aneka cabai. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,62 persen secara tahunan yang meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,42 persen secara tahunan.

Inflasi kelompok administered prices tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Kelompok administered prices pada September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen secara bulanan. Angka tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,02 persen.

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi bensin dan rokok kretek filter akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai tembakau. Sementara itu, peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara seiring dengan normalisasi harga setelah berakhirnya periode libur sekolah.

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 1,99 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,05 persen, yang dipengaruhi oleh berakhirnya base effect penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement