Selasa 03 Oct 2023 11:27 WIB
...

Serangan Para Pemain Timnas Korut U-24 ke Wasit Dianggap Sebagai Aksi Spontan

Pihak Korut menilai aksi itu tidak dilakukan dengan niat tertentu.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Kontingen Korea Utara di Asian Games 2022 Hangzhou, Cina.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Kontingen Korea Utara di Asian Games 2022 Hangzhou, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, HANGZHOU -- Aksi para penggawa timnas Korea Utara (Korut) U-24 di nomor sepak bola putra Asian Games 2022 menjadi sorotan tersendiri. Para penggawa Korut berusaha menyerang dan melakukan kontak fisik terhadap wasit asal Uzbekistan, Rustam Lufullin, pasca-laga babak perempat final sepak bola putra Asian Games 2022, Ahad (1/10/2023) malam WIB.

Di laga yang dihelat di Stadion Xiaoshan Sport Center tersebut, Korut menyerah, 1-2, di tangan Jepang. Kekalahan ini sekaligus mengantarkan Korut mengakhiri kiprah di nomor sepak bola putra Asian Games 2022. Sempat tertinggal lebih dulu via gol Kotaro Uchino pada menit ke-50, Korut mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-74 via gol Kim Kuk-bom.

Baca Juga

Namun, Korut kembali tertinggal usai wasit memberikan hadiah penalti buat Jepang pada menit ke-80. Yuta Matsumura sukses memanfaatkan kesempatan tersebut. Gol itu sekaligus menjadi gol kemenangan Jepang dan membuat Korut tersingkir di nomor sepak bola putra Asian Games 2022.

Kekalahan ini ternyata direspons negatif oleh para penggawa Korut. Wasit Rustam Lufullin menjadi sasaran kemarahan para penggawa timnas Korut. Kapten timnas Korut, Jang Kuk-Chol, terlihat berteriak dan berusaha mendorong Lufullin. Pun dengan aksi yang dilakukan oleh rekan-rekan setimnya.

Beruntung, panitia Asian Games 2022 langsung bertindak cepat dan berusaha melindungi Lufullin dari serangan para penggawa Korut. Situasi akhirnya bisa dikendalikan usai sempat memanas. Namun, insiden ini menjadi catatan tersendiri.

Peneliti Korut dari Universitas Kookmin Seoul, Fyodor Tertitsky, menilai, aksi yang dilakukan para penggawa timnas Korut itu merupakan aksi spontan sebagai ekspresi kekecewaan usai menelan kekalahan di laga tersebut. Aksi ini, menurut Tertitsky, tidak dilakukan dengan niat tertentu.

''Saya yakin, itu adalah insiden emosional para pemain Korea Utara bukan sebagai aksi yang telah direncanakan sebelumnya. Warga Korea Utara mungkin diajarkan untuk membenci Jepang sebagai sebuah negara, tapi tidak terhadap orang Jepang itu sendiri,'' kata Tertitsky seperti dikutip NK News, Selasa (3/10/2023).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement