REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- India telah memberitahu Kanada untuk menarik sekitar 40 diplomat mereka dari negara itu, menurut sebuah berita yang diterbitkan pada Senin (2/10/2023). Mengutip sebuah sumber yang memahami permasalahan tersebut, Financial Times menyebutkan bahwa New Delhi memberikan batas waktu hingga 10 Oktober untuk memulangkan mereka dan mengancam akan mencabut kekebalan diplomatik bagi diplomat yang tetap tinggal setelah tanggal tersebut.
Menurut berita tersebut Komisi Tinggi Kanada di New Delhi memiliki lebih banyak diplomat dibanding perwakilan India di Ottawa. Perbedaan ini disebabkan oleh banyaknya bagian konsuler yang diperlukan untuk membantu kerabat dari sekitar 1,3 juta warga Kanada yang keturunan India.
Berita itu juga mengatakan bahwa di Ottawa saat ini ada 62 diplomat India, dan New Delhi telah menginstruksikan untuk mengurangi jumlahnya menjadi 41 orang.
Tindakan pengusiran ini diberitakan di tengah ketegangan kedua negara setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau secara terbuka pada 18 September menuduh India terlibat dalam pembunuhan pemimpin Sikh-Kanada Hardeep Singh Nijjar di depan kuil Sikh di Surrey, British Columbia pada Juni lalu.
Setelah tuduhan Trudeau, yang juga meminta India bekerja sama dalam penyelidikan atas pembunuhan Nijjar, Kanada mengusir seorang diplomat tinggi India. Akibatnya, Pemerintah India bereaksi keras, menyebut tuduhan tersebut "absurd" dan melakukan aksi balasan dengan mengusir perwakilan Kanada.
Selain itu, India juga membekukan layanan visa bagi warga Kanada. Pemerintah India pun mengeluarkan imbauan perjalanan bagi warga negaranya dan mengatakan kepada warga India bahwa "mengingat meningkatnya aktivitas anti-India dan kejahatan rasial serta kekerasan kriminal yang dibolehkan secara politik di Kanada, semua warga negara (India) di sana dan mereka yang berencana melakukan perjalanan diimbau untuk sangat berhati-hati.”