REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Tiga ilmuwan yaitu Pierre Agostini, Ferenc Krausz, dan Anne L'Huillier memenangkan Hadiah Nobel Fisika tahun 2023. Mereka meraih Hadiah Nobel Fisika karena menggunakan gelombang cahaya untuk mempelajari perilaku elektron, dalam pekerjaan yang dapat memajukan diagnostik medis dan elektronik.
Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan, karya ketiga ilmuwan itu telah memberikan alat baru untuk menjelajahi dunia elektron di dalam atom dan molekul dengan aplikasi di bidang seperti elektronik dan diagnostik medis.
“Eksperimen para pemenang telah menghasilkan gelombang cahaya yang sangat pendek sehingga diukur dalam attodetik, sehingga menunjukkan bahwa gelombang cahaya ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran proses di dalam atom dan molekul,” kata pernyataan Royal Swedish Academy of Sciences.
L'Huillier bekerja di Universitas Lund di Swedia. Dia tidak menyangka bisa memenangkan Hadiah Nobel pada tahun ini.
"Ini benar-benar hadiah bergengsi dan saya sangat senang mendapatkannya. Luar biasa," ujar L'Huillier.
Sementara itu, Agostini adalah profesor di Ohio State University di Amerika Serikat, dan Krausz adalah direktur di Max Planck Institute of Quantum Optics.
Fisika adalah Nobel kedua yang diberikan minggu ini setelah ilmuwan Hongaria Katalin Kariko dan rekannya dari AS Drew Weissman memenangkan Hadiah Nobel di bidang kedokteran karena penemuan molekul mRNA yang membuka jalan bagi vaksin Covid-19.
Hadiah Nobel diberikan berdasarkan wasiat penemu dan pengusaha dinamit Alfred Nobel. Hadiah Nobel adalah penghargaan atas prestasi di bidang sains, sastra, dan perdamaian. Hadiah Nobel telah diberikan sejak 1901 dengan beberapa kali interupsi, sehingga menjadi penghargaan tertinggi bagi para ilmuwan.
Meskipun penghargaan untuk perdamaian bisa menjadi pusat perhatian, penghargaan fisika juga sering menjadi pusat perhatian. Pemenang Hadiah Nobel seperti Albert Einstein dan penghargaan untuk sains lainnya secara mendasar telah mengubah cara masyarakat memandang dunia.
Tahun lalu, Alain Aspect, John Clauser, dan Anton Zeilinger memenangkan hadiah untuk karya mengenai keterjeratan kuantum, di mana dua partikel saling terhubung terlepas dari jarak di antara mereka. Hal ini pernah meresahkan Einstein yang pernah menyebutnya sebagai "aksi seram dari jarak jauh".