REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk tidak mendekati kawah Gunung Ili Lewotolok yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, karena hari ini tercatat ada dua kali erupsi.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, dan wisatawan agar tidak memasuki serta tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas (erupsi vulkanik)," kata petugas Pos Pemantauan Gunung Ili Lewotolok, Syawaludin, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
PVMBG mencatat erupsi pertama terjadi pukul 06.01 WITA. Tinggi kolom letusan lebih kurang 600 meter dengan abu vulkanik tebal berwarna putih hingga kelabu mengarah ke arah barat.
Letusan terekam melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 35,2 milimeter dan durasi 55 detik. Kemudian, erupsi kedua terjadi pukul 17.52 WITA dengan kolom letusan lebih kurang 700 meter. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat.
Amplitudo maksimum erupsi yang terekam melalui seismogram adalah 33,6 milimeter dengan durasi selama 50 detik.
Syawaludin meminta masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.
Masyarakat juga diminta menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain yang dapat melindungi mata dan kulit untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Iainnya akibat abu vulkanik.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," papar Syawaludin.