Rabu 04 Oct 2023 09:40 WIB

DPW PRP Sumsel Akan Perjuangkan Lingkungan Cegah Perubahan Iklim

PRP menyebut karhutla melanda 44 titik di Sumatra Selatan.

Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) mendeklarasikan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Selasa (3/10/2023).
Foto: dok PRP
Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) mendeklarasikan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Selasa (3/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) mendeklarasikan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel). Ketua DPW PRP Sumsel, Ahmad menuturkan, generasi muda Sumatera Selatan mempunyai semangat tinggi untuk bersama membangun bangsa.

Ahmad mengaku pihaknya bakal menyambut Pemilu 2024 untuk memilih calon pemimpin yang bisa meneruskan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga

“Generasi muda pada Pemilu 2024 akan menyumbang suara pemilih yaitu 52 persen lebih, kini saatnya anak muda memilih pemimpin yang meneruskan program Presiden Joko Widodo. Selain itu kita siap menyambut Pemilu 2024 dengan program salah satunya fokus mengenai climate change," tutur Ahmad dalam keterangan, Rabu (4/10/2023).

Ahmad menambahkan, pihaknya fokus pada isu perubahan iklim karena wilayah Sumsel sering terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Saat ini, karhutla melanda 44 titik di Sumsel yang memunculkan asap yang mengganggu pernafasan.

"Ini PR Anak muda sebagai penerus demokrasi juga penjaga dan perawat kelestarian alam dan lingkungan bumi pertiwi," tegas Ahmad.

Ahmad mengeklaim organisasi PRP mendapat respons besar dari berbagai wilayah di Indonesia. Pelantikan pengurus DPW Sumsel sendiri digelar di Bantiqa Hotel, Kota Palembang, pada Selasa (3/10/2023).

Sekretatis DPW PRP Sumsel Nopriansyah mengaku pihaknya akan terus menjadi wadah anak muda di provinsi ini untuk memberikan kesempatan generasi muda sebagai aktor keberlanjutan dan kemajuan bangsa. Ia mengakui anak muda seringkali mendapatkan cap apatis, apolitis, atau hanya sekadar sebagai suatu kelompok pemilih.

"Tapi itu bukan kami. Kami memiliki kapasitas dalam memimpin dan membangun gerakan. menjadi pendidik, merespons berbagai macam isu seperti pengurangan risiko bencana, perlindungan anak dan perempuan, dan setelah ini kami akan fokus bagaimana kita mengajak anak muda untuk peduli terhadap lingkungan dan mengawal kebijakan yang merakyat," ujar Nopri.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement