Rabu 04 Oct 2023 13:27 WIB

Kanada Ingin Lakukan Pembicaraan Privat dengan India

India meminta Kanada memulangkan diplomatnya paling lambat 10 OKtober.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly.
Foto: EPA-EFE/BAY ISMOYO
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada ingin menggelar pembicaraan secara pribadi dengan India untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik mengenai pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh. Keinginan ini disampaikan setelah sebuah laporan mengatakan India telah meminta Kanada untuk menarik 41 diplomatnya.

"Kami sedang menjalin kontak dengan pemerintah India. Kami sangat memperhatikan keselamatan diplomat Kanada dan kami akan terus terlibat secara pribadi karena menurut kami percakapan diplomatik adalah yang terbaik jika dilakukan secara pribadi," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, pada Selasa (3/10/2023).

Baca Juga

India telah mengatakan kepada Kanada bahwa mereka harus memulangkan diplomatnya paling lambat 10 Oktober, menurut Financial Times. Joly maupun Perdana Menteri Justin Trudeau tidak menjawab ketika ditanya apakah laporan itu akurat.

Hubungan antara kedua negara menjadi sangat tegang karena Kanada menuduh agen-agen pemerintah India terlibat dalam pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh dan warga negara Kanada, Hardeep Singh Nijjar, pada Juni. India menolak tuduhan tersebut dan menganggapnya tidak masuk akal.

Financial Times melaporkan, India mengancam akan mencabut kekebalan diplomatik dari 41 diplomat Kanada. Mereka yang diperintahkan untuk pergi dari Kanada hingga 10 Oktober. Kanada memiliki 62 diplomat di India.

India menangguhkan visa baru bagi warga Kanada pada 22 September. India juga meminta Ottawa mengurangi kehadiran diplomatiknya di negara tersebut.

Trudeau mengatakan Ottawa tidak ingin meningkatkan perselisihan. “Kami menanggapi hal ini dengan sangat serius, namun kami akan terus terlibat secara bertanggung jawab dan konstruktif dengan pemerintah India,” kata Trudeau kepada wartawan secara terpisah.

Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar mengatakan, ada iklim kekerasan dan suasana intimidasi terhadap diplomat India di Kanada. Pada saat kematiannya, Nijjar sedang mengorganisasi referendum tidak resmi di India untuk negara Sikh yang merdeka. 

Tahun lalu, pihak berwenang India mengumumkan hadiah uang tunai bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Nijjar. Pemerintah India menuduh Nijjar terlibat dalam dugaan penyerangan terhadap seorang pendeta Hindu di India.

Gerakan kemerdekaan Sikh, atau Khalistan, dilarang di India karena para pejabat menganggap gerakan tersebut dan kelompok afiliasinya sebagai ancaman keamanan nasional. Namun, gerakan ini masih mendapat dukungan di India utara, serta beberapa negara seperti Kanada dan Inggris yang merupakan rumah bagi diaspora Sikh dalam jumlah besar.

Organisasi Sikh Dunia Kanada menyebut Nijjar sebagai pendukung Khalistan yang vokal dan sering memimpin protes damai terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang aktif terjadi di India dan mendukung Khalistan. “Nijjar telah secara terbuka berbicara tentang ancaman terhadap nyawanya selama berbulan-bulan dan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran badan intelijen India,” demikian pernyataan Organisasi Sikh Dunia.

Pihak berwenang India telah menindak separatisme Sikh selama bertahun-tahun. Pemberontakan bersenjata untuk membentuk negara Sikh merdeka bernama Khalistan terjadi di negara bagian Punjab pada 1980-an. Hal ini memicu operasi militer kontroversial oleh Pemerintah India yang menewaskan ribuan orang. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement