Rabu 04 Oct 2023 21:19 WIB

JK Akui Sulit Pilpres 2024 Satu Putaran, Ini Alasannya

JK mengaku belum pernah ada paslon memenangkan 50 persen plus satu di pilpres.

Red: Agus raharjo
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR Puan Maharani bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai silaturahmi di kediaman JK, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (4/10/2023). Silaturahmi Puan ke politisi senior Partai Golkar tersebut juga membahas perkembangan situasi politik dan kenegaraan terkini di Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR Puan Maharani bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai silaturahmi di kediaman JK, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (4/10/2023). Silaturahmi Puan ke politisi senior Partai Golkar tersebut juga membahas perkembangan situasi politik dan kenegaraan terkini di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menilai kecil kemungkinan jika Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Menurutnya, pasangan capres-cawapres yang terpilih harus mendapat lebih dari 50 persen suara untuk bisa satu putaran.

"Karena ada tiga (pasangan bakal calon), maka agak sulit juga, ya, kalau satu putaran karena harus mendapat minimum 85 juta suara," kata JK di kediamannya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023).

Baca Juga

Dia pun menilai cukup berat bagi semua peserta pilpres untuk dapat memenuhi syarat tersebut. Sebab, lanjutnya, hingga kini pun belum pernah ada pasangan capres-cawapres yang memenangi suara sebanyak itu dalam satu putaran sekaligus.

"Walaupun tetap ada kemungkinan (digelar satu putaran), ya, tapi tetap kemungkinan digelar dua putaran lebih besar," ujarnya.

Menurut JK, semua bakal capres yang telah diumumkan dan diusung oleh partainya masing-masing memiliki kesempatan sama besar untuk memenangi Pilpres 2024. "PDI Perjuangan atau Pak Ganjar memiliki kesempatan, Pak Prabowo memiliki kesempatan, Anies memiliki kesempatan; tergantung kalian yang memilih," imbuhnya.

Rabu sore, JK menerima kedatangan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di kediamannya. JK membantah jika kedatangan Puan itu mengisyaratkan adanya tawaran dari PDI Perjuangan agar dia kembali menjadi bakal cawapres. JK menilai dirinya sudah terlalu senior.

"Wah, saya kan sudah terlalu tua untuk itu. Tidak ada," ucapnya.

JK mengatakan, pertemuannya dengan Puan tidak membahas soal kemungkinan peraturan syarat usia capres dan cawapres diubah. "Kalau saya anggota MK (Mahkamah Konstitusi), saya akan bahas. Kita tunggu saja. MK kan akan memutuskan jika bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Apa bertentangannya (batas usia) 40 tahun itu?" ujar JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement