Kamis 05 Oct 2023 05:35 WIB

Puluhan Ribu Tenaga Medis AS Mogok Kerja

Aksi mogok digelar setelah perundingan kontrak gagal memenuhi tenggat waktu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Tenaga medis dan karyawan rumah sakit memindahkan mayat ke tempat penyimpanan sementara di kamar mayat di Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS. ilustrasi
Foto: EPA-EFE / JUSTIN LANE
Tenaga medis dan karyawan rumah sakit memindahkan mayat ke tempat penyimpanan sementara di kamar mayat di Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan ribu perawat dan pekerja kesehatan lainnya melancarkan aksi mogok kerja selama tiga hari di fasilitas-fasilitas Kaiser Permanente di seluruh Amerika Serikat (AS). Aksi ini digelar setelah perundingan kontrak gagal memenuhi tenggat waktu yang diberikan oleh serikat pekerja untuk mencapai kesepakatan.

Pemogokan terhadap Kaiser, salah satu jaringan layanan kesehatan nirlaba dan organisasi perawatan kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, menandai pemogokan terbesar yang pernah terjadi di industri medis AS. Kaiser Permanente mengatakan rumah sakit dan unit gawat daruratnya akan tetap buka selama aksi mogok kerja dan dikelola oleh para dokter, manajer, dan "pekerja darurat".

Baca Juga

Ketatnya pasar tenaga kerja AS dan inflasi  menyebabkan negosiasi kontrak yang penuh perdebatan dan pemogokan mengenai gaji dan tunjangan bagi para pekerja di berbagai bidang tahun ini, termasuk industri mobil, kereta api, penerbangan, dan hiburan.

Serikat pekerja Kaiser telah menetapkan tenggat waktu pukul 13.00 waktu Greenwitch (GMT) hari Rabu (5/10/2023) untuk mencapai kesepakatan tentang pakta baru yang mencakup perawat, teknisi medis, dan staf pendukung di ratusan rumah sakit di California, Oregon, negara bagian Washington, Colorado, Virginia, dan Washington, DC.

"Baik manajemen Kaiser Permanente maupun perwakilan serikat pekerja koalisi masih berada di meja perundingan, setelah bekerja sepanjang malam dalam upaya mencapai kesepakatan," kata Kaiser dalam sebuah pernyataan.

Koalisi yang terdiri dari delapan serikat pekerja yang mewakili perawat, teknisi, dan staf pendukung, mengatakan perusahaan gagal bernegosiasi dengan itikad baik dalam perundingan. Pakta tenaga kerja sebelumnya berakhir pada 30 September.

Kaiser secara nasional mempekerjakan 68.000 perawat dan 213.000 teknisi, pekerja administrasi, dan staf administrasi, di samping 24.000 dokter.

Serikat pekerja mendesak untuk mendapatkan upah yang lebih baik dan agar Kaiser mengisi lebih banyak pekerjaan. Tingkat kepegawaian telah menjadi titik permasalahan utama, dengan serikat pekerja bersikeras bahwa Kaiser perlu mempekerjakan 10.000 pekerja kesehatan baru untuk mengisi kekosongan yang ada saat ini.

Di Virginia dan Washington, DC., hanya dokter mata dan apoteker yang akan mogok kerja, namun dampaknya terhadap pasien di California, Colorado, Oregon, dan sebagian negara bagian Washington barat daya akan lebih besar, kata juru bicara Kaiser pada hari Selasa.

Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS hingga Agustus tahun ini hampir 309.700 pekerja terlibat dalam penghentian kerja. Data tersebut menempatkan 2023 di jalur yang menjadi tahun  yang paling sering terjadi pemogokan kerja sejak 2019.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement