Kamis 05 Oct 2023 07:42 WIB

64 Persen Masyarakat Indonesia Khawatirkan Masa Depan, Ini Saran Pakar Keuangan

Masyarakat Indonesia belum memulai perencanaan keuangan pada usia 35 tahun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono memberikan sambutan saat peluncuran PRUAnugerah Syariah di Jakarta, Rabu (4/10/2023). Prudential Syariah meluncurkan PRUAnugerah Syariah untuk memenuhi beragam kebutuhan finansial Syariah jangka panjang keluarga Indonesia.
Foto: Republika/Edwin Putranto
Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono memberikan sambutan saat peluncuran PRUAnugerah Syariah di Jakarta, Rabu (4/10/2023). Prudential Syariah meluncurkan PRUAnugerah Syariah untuk memenuhi beragam kebutuhan finansial Syariah jangka panjang keluarga Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Empowering Aspirations: Financial Preparedness in Asia yang dikeluarkan oleh Prudential mengatakan bahwa sebesar 64 persen masyarakat Indonesia memiliki kekhawatiran tentang bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan masa depannya. Apalagi, apabila sesuatu yang buruk terjadi pada masa yang akan datang.

Terlebih lagi, kesiapan finansial masyarakat Indonesia cenderung rendah, terlihat dari hasil survei Financial Health Index 2022 yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum memulai perencanaan keuangan pada usia 35 tahun dan baru memulai perencanaan pensiun di usia 41 tahun.

Baca Juga

Pakar Keuangan, Rista Zwestika mengatakan, perencanaan keuangan dapat dimulai sedini mungkin untuk mewujudkan tujuan finansial jangka panjang. Salah satu yang bisa mewujudkan hal tersebut melalui produk asuransi jiwa syariah.

"Produk asuransi jiwa syariah merupakan instrumen keuangan yang dapat membantu masyarakat dalam mengantisipasi serta meminimalisasi dampak finansial dari berbagai risiko kehidupan, bahkan menyiapkan dana warisan di masa depan untuk keluarga tercinta," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menghitung besaran asuransi jiwa, masih banyak yang salah kaprah. Menurutnya, ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti pendekatan dari pendapatan dan pendekatan dengan utang dan lainnya atau dari segi pebisnis.

"Paling awam dengan pendapatan yang dikali 10 tahun. Kenapa uang pertanggungan dengan menghitung pendapatan dikali 10 tahun karena ketika berduka, contoh pribadi saya sendiri setahun dua tahun tidak mudah membangun mental dan pekerjaan baru yang semula  punya dua pendapatan jadi satu. Jadi memang cara yang paling mudah adalah pendapatan di kali 10 tahun artinya masih ada waktu 5-6 tahun ke depan untuk memulai bisnis baru," terangnya.

"Perlu dicek juga, misal dari uang pertanggungan itu bisa tidak mengeluarkan premi itu dari pendapatan setiap bulannya, tapi kalau misalnya tidak punya, boleh tidak 5 tahun saja, tergantung punya tanggungan atau tidak, kalau ada tanggungan bisa 10 kali, kalau tidak punya ya 5 kali saja. kalau punya keluarga pendapatan digabung," sambungnya.

PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) meluncurkan PRUAnugerah Syariah produk baru asuransi jiwa syariah tradisional dengan perlindungan jiwa seumur hidup sebagai bentuk warisan bagi keluarga. Produk tersebut diluncurkan secara megah pada Rabu (4/10/2023).

Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul S. Kartono mengatakan, melalui PRUAnugerah Syariah, peserta mendapatkan Santunan Asuransi hingga 150 persen sejak awal kepesertaan. Dengan kontribusi mulai dari Rp 500 ribu per bulan, PRUAnugerah Syariah diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi keluarga Indonesia untuk membantu mereka mempersiapkan warisan hingga miliaran.

”Berangkat dari pemahaman kami akan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap perencanaan keuangan jangka panjang, PRUAnugerah Syariah hadir sebagai anugerah, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang berada dalam usia produktif, dalam menyiapkan warisan terbaik untuk keluarga tercintanya. Melalui PRUAnugerah Syariah, peserta akan mendapatkan santunan asuransi hingga 150 sejak awal kepesertaan,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement