REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan kenaikan harga pangan merupakan kondisi yang dialami hampir semua negara. Hal ini imbas dari kenaikan harga pangan dunia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Memang kita lihat situasi dunia, harga pangan ini tertinggi selama tujuh tahun terakhir," ujar Erick saat meninjau operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Pria yang namanya disebut-sebut sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) terkuat itu mengatakan kenaikan harga pangan bukan hanya terjadi pada beras, melainkan juga jagung, minyak, dan lain-lain. Meski begitu, Erick mengatakan pemerintah tentu tidak akan berdiam diri dan pasrah dengan dampak kenaikan harga pangan dunia terhadap pangan domestik.
"Tadi sudah saya sampaikan, harga pangan dunia ini tertinggi selama tujuh tahun dan tidak hanya beras. Terus ngapain? kerja, kasih lihat keseimbangan itu harus dilakukan," ucap Erick.
Erick menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok beras Indonesia yang sebesar 1,7 juta ton saat ini masih sangat aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Erick menyampaikan Indonesia pun berpotensi mendapat tambahan dua juta ton beras pada November.
Erick mengatakan stabilitasi harga pangan dan menindak secara tegas para penimbun beras bentuk keseriusan pemerintah, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau.
"Supaya kebutuhan hidup masyarakat bisa lebih stabil. Ini yang saya dorong, InsyaAllah semua niat baik ini harus juga kerja sama antara kita semua dan masyarakat," kata Erick.